jpnn.com, DENPASAR - Perusahaan financial technology lending Tunaikita meluaskan pasar ke Provinsi Bali. Per Maret 2018 di Bali tercatat ada 313.822 Usaha Micro, Kecil dan Menengah yang merupakan pasar potensial menjadi nasabah. Kehadiran akses kredit berbasis teknologi ini diharapkan turut membantu mengembang kan usaha pelaku UMKM.
CEO Wecash Asia Pasifik, James Chan mengatakan TunaiKita memanfaatkan teknologi untuk membuka akses kredit bagi missing middle atau hilangnya lapisan tengah untuk kelas perusahaan. Missing middle umumnya sulit mendapatkan kredit dari lembaga keuangan konvensional.
BACA JUGA: Begini Cara TunaiKita Bikin Masyarakat Bali Melek Fintech
"Teknologi dan aplikasi TunaiKita sudah teruji bisa mempertemukan mereka yang memerlukan kredit konsumtif dan produktif dengan lembaga keuangan kredibel, semua dalam waktu nyata (real time)," kata James Chan di Hotel Ibis Style, Denpasar, Bali, Sabtu (21/7).
Menurutnya, keberadaan TunaiKita memberikan jalan keluar bagi para pelaku usaha supaya tidak terjerat pinjaman yang bisa mengancam nama baik dan keselamatan. Menurutnya, teknologi dan aplikasi TunaiKita sudah teruji mempertemukan calon nasabah dengan lembaga keuangan kredibel dalam waktu realtime.
BACA JUGA: Ada Perempuan Lajang di Dalam Sumur
“Hasil akhirnya adalah pinjaman hemat biaya untuk masyarakat. Mulai dari proses aplikasi pinjaman hingga perlindungan penipuan online yang bersifat realtime, penjaminan, pelayanan dan hadiah bagi konsumen, dan terakhir penagihan hutang yang tertunggak serta restrukturisasi kredit macet. Kami bangga sekali bisa ikut memperbaiki inklusi keuangan, sekaligus membantu konsumen dan pemilik usaha micro, kecil dan menengah di Indonesia,” katanya.
VP Corporate Affairs TunaiKita, Anggie Ariningsih mengatakan TunaiKita terus memperbaiki pengalaman konsumen dengan terus berinvestasi di teknologi, infrastruktur dan sumber daya manusia. Akhir pekan ini di Bali, untuk pertama kali TunaiKita akan melakukan penarikan undian berhadiah GEMPITA singkatan dari Gebyar Meriah Persembahan TunaiKita. Undian ini diperuntukkan khusus bai nasabah.
BACA JUGA: Pak Guru Penebar Ancaman demi Gauli Siswi Segera Diadili
“Bali juga menjadi salah satu kota besar yang kami kunjungi untuk melakukan edukasi publik supaya masyarakat menjadi melek fintech dan tentunya mulai TunaiKita,” katanya.
Contoh lainnya, TunaiKita juga menerapkan sistem penagihan hutang atau debt collectoon berbasis data dengan jejak audit lengkap. Menurutnya, staf TunaiKita hanya akan berkomunikasi langsung dengan nasabah melalui nomor kontak diberikan yang diberikan oleh nasabah.
Anggie menegaskan pengalaman pinjam-meminjam dan manfaat teknologi TunaiKita diterima baik oleh para konsumen di paruh pertama 2018. Pada periode itu jumlah pinjaman yang dicairkan naik 400 persen lebih. Jumlah nasabah naik 60 persen. Sementara angka kredit macet untuk bulan Juni turun 175 persen dibanding Januari.
Kepala Perizinan dan Pengawasan Fintech Direktorat Kelembagaan dan Produk Industri Keuangan Non Bank (IKNB) Otoritas Jasa Keuangan Alvin Taulu mengatakan perlindungan konsumen menjadi hal penting hari industri fintech punya banyak celah. “OJK membentuk kontak pengaduan ke nomlr 157 untuk melayani kepentingan konsumen,” katanya.
Menurutnya, fintech lending harus memiliki izin. Cara mengeceknya bisa dilihat di website OJK. Masyarakat juga harus memahami informas dari website dan aplikasi. Yang penting dipahami ialah perhitungan bunga. Untuk memitigasi risiko. “Fintech ini seperti mobil ber cc besar. Bertenaga dan cepat tapi juga ada risiko yang besar,” katanya.
Direktur Eksekutif Kebijakan Asosiasi Financial Technology (AFTECH) Ajisatria Suleiman mengatakan Fintech saat ini merupakan salah satu alternatif solusi keuangan yang terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat, tetapi belum banyak masyarakat yang paham betul apa itu fintech.
Dengan fintech, akses ke keuangan untuk masyarakat bisa memiliki banyak alternatif dan memiliki jangkauan lebih luas. “Berbeda dengan perusahaan keuangan konvensional dan bank, produk fintech utamanya menyasar segmen retail, lapisan masyarakat yang selama ini tidak terlayani lembaga keuangan konvensional, dan transaksi mikro. Karena menawarkan akses yang mudah (accessable) dan terjangkau secara ekonomis (affordable), fintech diyakini merupakan solusi dari rendahnya penetrasi keuangan di Indonesia selama ini,” tukasnya. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... TunaiKita Hadir di Indonesia Fintech Fair 2018
Redaktur & Reporter : Adil