Tunda Bangun Madrasah Bertaraf Internasional

Selasa, 24 Agustus 2010 – 04:33 WIB

JAKARTA - Kementerian Agama (kemenag) menunda pembangunan gedung Madrasah Bertaraf Internasional (MBI)Padahal rencananya pertengahan tahun ini Menag akan menyosialisasaikan MBI ke Madrasah Aliyah (MA)

BACA JUGA: Disiapkan, Beasiswa untuk 8 Juta Pelajar Miskin

Penundaan tersebut diakibatkan adanya perubahan konsep MBI.

Menteri Agama (menag) Suryadharma Ali mengatakan, konsep pembangunan gedung baru MBI dianggap kurang efektif dilakukan dalam waktu dekat.  Kata Menag, konsep yang baru lebih dioptimalkan untuk meningkatkan kualitas MA di Indonesia
"Sebenarnya sudah selesai, hanya kami rubah sedikit," katanya saat ditemui di Jakarta, kemarin malam.

Dia menjelaskan, secara umum konsep MBI sendiri berbeda dengan Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) yang digagas oleh kementerian pendidikan nasional (kemendiknas)

BACA JUGA: SMK Butuh 16.338 Guru Ahli

"Kalau RSBI harus merintis dari kelas hingga sekolah
Sementara, konsep kami harus mulai dari nol," terangnya.

Untuk mengawali MBI, menag mengaku, harus meningkatkan kualitas MA di Indonesia yang jumlahnya sekitar  4.687 unit

BACA JUGA: Tingkatkan Mutu SMK RSBI, Siapkan Rp1,03 T

Mantan menteri koperasi dan UKM itu mencontohkan, misalnya MA yang sebelumnya terakreditasi C menjadi B, yang dari B menjadi A"Nanti dari akreditasi A bisa terus meningkat menjadi MBI," papar menag.

Jika jumlah MA yang terakreditasi A lebih banyak dari MA yang terakreditas B, dan C maka pihaknya siap untuk merealisasikan MBIDi bagian lain, kata Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP, MBI nantinya bisa diawali dengan membangun gedung sekolah baru"Dengan kualifikasi luas dan lingkungan memadai," ucapnya.

Menag menjelaskan, penundaan itu juga dikarenakan belum ada daerah yang bersedia menyediakan lahan khusus untuk membangun MBI"Masih ada beberapa, tapi itu belum kami tindaklanjuti," ujarnya.

Selain lahan, kata menag, pihaknya juga masih kesulitan menyiapkan guru pengajarBaik guru yang sudah mengantongi S1 dan S2 sebagai standar pendidik untuk mengajar di MBI"Mencari guru S1 saja kami masih kesulitanApalagi S2," tutur menag.

Guru pengajarnya pun harus mengusai bahasa inggris baik aktif maupun pasifPasalnya, proses pembelajaran MBI nantinya juga akan menggunakan bahasa inggris"Dan yang menjadi tantangan, guru harus bisa mengajar  dan menjelaskan bahasa arab dengan bahasa Inggris," lanjutnya(nuq)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tawarkan Beasiswa Sekolah Agama


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler