Tunda Eksekusi Mati, Jokowi Takut Sadapan Dibuka Australia?

Rabu, 11 Maret 2015 – 17:38 WIB
Pengamanan di Nusakambangan saat pemindahan terpidana mati dari lapas asal. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Aboebakar Alhabsy mendesak Presiden Joko Widodo melalui Kejaksaan Agung segera melakukan eksekusi terhadap para terpidana mati kasus yang sudah berada di Nusakambangan.

Dia menegaskan, penundaan yang tidak jelas dan terlalu lama akan membawa dampak yang tidak baik.

BACA JUGA: Dana Partai Rp 1 Triliun Hanya Bikin Citra Jokowi Makin Runyam

"Pertama, negara akan terlihat tidak lagi berwibawa, karena terkesan terpengaruh dengan tekanan luar negeri khususnya Australia," kata Aboebakar, Rabu (11/3).

Kedua, ia menambahkan, dampak hukuman mati untuk memberikan efek jera akan berkurang.

BACA JUGA: Pakar HTN Ini Sebut Menkumham Langgar Aturan

Ketiga, tegas politikus PKS yang karib disapa Aboe itu, masyarakat akan semakin meyakini bahwa Presiden sedang tersandera dengan sadapan Australia.

Ia mengatakan, publik akan semakin yakin bahwa kecurangan pilpres itu benar-benar nyata dan Jokowi takut bila Australia membuka aib tersebut.

BACA JUGA: PPP Naikkan Target Menang di Pilkada Desember 2015

"Oleh karenanya, Presiden Jokowi harus bersikap tegas dengan segera menjalankan eksekusi," tegas Aboe.

Sikap tegas ini tak hanya untuk menunjukkan marwah kedaulatan hukum, namun juga untuk meyakinkan masyarakat bahwa tidak ada kecurangan saat Pilpres.

Selain itu, kata dia, masyarakat harus diyakinkan bahwa ancaman pembukaan sadapan dari Australia itu hanya isapan jempol belaka.

"Di sinilah kita akan lihat pilihan yang diambil oleh Jokowi, sehingga kita bisa menyimpulkan apa yang sebenarnya terjadi," katanya. (boy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ditemui Agung, Ini Omongan Surya Paloh


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler