Tunggu Selingkuhan di Jembatan, Dor! Rasain! Rasain!

Jumat, 14 Juli 2017 – 00:23 WIB
Imam dinaikkan ke geledekan karena tidak bisa berjalan setelah kedua kakinya ditembus timah panas polisi. Foto: SATRIA NUGRAHA/RADAR SURABAYA/JPNN.com

jpnn.com, SURABAYA - Imam, 30, warga Jalan Bulaksari Gang 9, Surabaya, ditembak kedua kakinya oleh polisi.

Timah panas yang menembus kedua betisnya membuat dia tidak bisa berjalan. Tembakan diarahkan ke kakinya lantaran mencoba melawan anggota Tim Anti Bandit Satreskrim Polrestabes Surabaya saat hendak ditangkap.

BACA JUGA: Usai Rampas Tas, Jambret Berakhir Ditangan Warga, Remuk…

Tersangka yang bekerja sebagai kuli bongkar muat di pelabuhan ini ditangkap lantaran diduga terlibat dalam belasan aksi perampasan sepeda motor di sejumlah kawasan di Kota Pahlawan.

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Shinto Silitonga menjelaskan Imam ditangkap pada Rabu (12/7).

BACA JUGA: Rasain! Penjambret Kabur, Eh Tersandung Batu

Dia merupakan salah satu target operasi polisi lantaran melakukan belasan perampasan motor di Surabaya. Identitasnya diketahui setelah polisi menangkap dua rekannya yakni Arif dan Choirul.

"Dari dua tersangka yang kami amankan itu, kami mengembangkan kasus tersebut. Ternyata berdasarkan keterangan mereka, salah satu komplotannya adalah Imam," ungkap AKBP Shinto, Kamis (13/7).

BACA JUGA: Polisi Sabar Tunggu Saat Tepat, Dor! Pembunuh Dokter Italia Langsung Mampus

Shinto menjelaskan setelah mengetahui identitas Imam, pihaknya lantas melakukan perburuan. Hasilnya, polisi berhasil menangkap Imam yang saat itu berada di Jembatan Petekan.

Hanya saja, pada saat hendak ditangkap, bapak satu anak tersebut mencoba melawan hingga akhirnya terpaksa dilumpuhkan.

"Saat itu tersangka sedang menunggu selingkuhannya, sebab keduanya berjanji bertemu di Jembatan tersebut," terangnya.

Perwira asal Medan ini menjelaskan, dalam melakukan aksinya, tersangka ini tidak sendirian. Diadibantu oleh tujuh temannya yang masih dalam pengejaran.

Mereka beraksi dengan berbocengan mengendarai beberapa motor. Sasarannya adalah korban yang saat itu pulang dari kafe, khususnya kafe di Jalan Tidar.

"Jadi sebelum beraksi mereka berkumpul di kafe tersebut. Selain menggelar pesta miras, mereka juga mulai memetakan sasaran sejak di kafe tersebut. Sehingga ketika sudah menentukan sasaran, mereka lantas beraksi dengan mengikuti korban," terangnya.

Kemudian setelah diikuti, Imam dan pelaku lain mencari lokasi yang digunakan oleh untuk mengeksekusi.

Dalam kelompok ini, Imam bertugas untuk memepet dan menghentikan korban. Sedangkan pelaku lain, mengeroyok dan membawa kabur motor milik korban.

"Tersangka sudah melakukan aksi yang sama di belasan lokasi di Surabaya. Selain merampas motor, tersangka Imam juga spesialis jambret," ujar perwira dengan dua melati di pundaknya ini.

Sementara itu, kepada polisi Imam mengaku motor hasil curiannya tersebut dijual ke Madura. Biasanya untuk satu motor komplotan ini memperoleh uang Rp 3 juta. Namun tergantung dari kondisi dan merk motor yang dicuri.

Setelah mendapatkan uang, komplotan ini lantas menggunakannya untuk berpesta di kafe. "Kalau ada sisa, uangnya kami bagi. Biasanya masing-masing hanya mendapatkan Rp 100 ribu," terangnya.

Selain tersangka, polisi juga mengamankan barang bukti yakni motor Suzuki Satria dengan nopol L 5830 SD. Motor tersebut merupakan miliki tersangka Imam yang digunakan saat beraksi. (yua)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dor! Tidak Kena tapi Pingsan


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Ditembak   Jambret  

Terpopuler