jpnn.com - MAKASSAR - Mogok mengajar dilakukan guru SMAN 3 Makassar, Kamis (4/9) Sekitar Pukul 10.30 Wita, kegiatan belajar mengajar di sekolah yang terletak di Jalan Baji Areng tersebut terhenti.
Seorang siswa jurusan IPS kelas X, Zulfahmi Hidayat, mengaku tidak belajar setelah jam istirahat pertama. Guru mogok. Selain Zulfahmi, siswa kelas XI jurusan IPA, Andika Afrandi P juga mengakui hal yang sama. "Sebenarnya rugi. Tetapi mau diapa kalau begini mi. Kita mau paksa guru juga nda bisa," ujar Andika, seperti dilansir dari Fajar (Grup JPNN), Kamis (4/9).
BACA JUGA: 13 Polisi Jalani Sidang Disiplin di Mimika
Guru mata pelajaran Kimia, Syamsul, yang ditemui di ruang guru mengaku ikut mogok mengajar karena menunggu dana sertifikasi yang hingga kemarin belum cair. "Kamis lalu dipanggil semua guru. 5.000-an lebih guru menandatangani buku tabungan. Tetapi kosong uangnya. Yang ada hanya buku sama nomor rekening," sesalnya.
Dia menerangkan, tunggakan dana sertifikasi guru tahun 2012 masih belum cair dua bulan untuk bulan Desember dan November. Selain itu, tahun 2014 dana sertifikasi guru dari bulan April sampai Agustus juga belum ada. "Kita sudah menjalankan kewajiban. Kita menunggu kepastian kapan hak kita diberikan. Jangan sampai hanya janji-janji," tegas Syamsul.
BACA JUGA: 3 Tahanan Kabur, Propam Periksa Anggota Piket
Kepala SMAN 3 Makassar, Abdul Halim Jaya, mengaku sudah memberikan pengertian kepada guru untuk tidak melakukan aksi mogok kerja. Abdul mengatakan, kegiatan belajar mengajar di SMAN 3 Makassar mestinya berlangsung hingga pukul 14.00 Wita.
"Minggu lalu saya sudah kasih pengertian teman-teman guru. Mungkin karena mereka dapat SMS dari guru sekolah lain, makanya ikut mogok juga. Nanti saya panggil yang mogok. Jangan sampai karena sertifikasi guru, hak-hak siswa diabaikan," jelas Abdul.
BACA JUGA: Desak Batalkan Anggaran Pin Emas dan Baju Dinas DPRD
Tuntutan guru didukung oleh Wali Kota Makassar, Danny Pomanto. Danny mempersilakan para guru yang merasa hak-hak mereka belum dipenuhi, turun demo. Alasannya, kisruh tunjangan sertifikasi guru selalu diserahkan ke Pemkot, padahal sumber masalahnya dari pusat. Ia memastikan, Pemkot tidak akan menahan-nahan tunjangan tersebut.
"Silakan demo supaya semua orang tahu. Dengan begitu, pusat juga tahu. Ini pusat yang bikin susah. Sertifikasi ini terlalu banyak masalah," ujar Danny. Namun dia mengharapkan, demo tersebut tidak dilakukan pada saat jam pelajaran berlangsung. Bagaimana pun, siswa berhak mendapatkan pengajaran. (*)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wisata Bono, Menguji Adrenalin di Liukan Ombak Sungai
Redaktur : Tim Redaksi