Turki jadi Pasar Potensial Komoditas Pertanian Indonesia

Rabu, 09 November 2022 – 13:53 WIB
Indonesia melakukan 12 penandatanganan MoU dan LOI ekspor produk Indonesia ke Turki dalam ajang Indonesia-Turkiye Business Forum 2022. Salah satunya ialah produk Upland milik Kementerian Pertanian. Foto: Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian optimistis komoditas pertanian dalam negeri kian memiliki posisi strategis di pasar global.

Beragam kebijakan telah digulirkan demi meningkatkan kualitas dan kuantitas ekspor para petani.

BACA JUGA: Hasil Pertanian Unggulan Indonesia Dipamerkan di Shanghai

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengajak untuk terus memperbaiki pertanian Indonesia. Hal itu perlu dilakukan untuk meningkatkan kerja sama dagang antara Indonesia dengan negara-negara lain.

"Perlu mencari terobosan lain agar pertanian Indonesia tembus pasar global. Jika produk pertanian Indonesia banyak diekspor otomatis akan meningkatkan kualitas pertanian Indonesia dan menjaga harga pertanian tetap stabil," kata SYL.

BACA JUGA: Aiptu Udi Cahyono: Saya Beli Sabu-Sabu dari Anggota TNI

Salah satunya membidik negara-negara yang memang potensial menjadi destinasi ekspor komoditas pertanian seperti halnya Turki.

Lewat Indonesia Tukri Bisnis Forum 2022, pemerintah optimistis bisa memperluas serta menjembatani stakeholder.

BACA JUGA: Bawa Celurit, Massa Pencinta Habib Rizieq Kepung Polisi yang Masuk ke Pesantren

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian Ali Jamil mengatakan bahwa Indonesia Turki Bisnis Forum 2022 merupakan kegiatan tahunan yang dilaksankan kedutaan Besar di Turki.

Giat ini bekerja sama dengan Musihad dan Ihsiad dalam rangka meningkatkan bisnis dagang Indonesia-Turki.

"Jadi, acara ini merupakan rangkaian acara Musihad Expo pada 1-5 November 2022 di Istanbul yang dihadiri lebih dari 70 Negara di dunia," ujar Ali Jamil melalui keterangan tertulisnya, Selasa (8/11).

Dalam ajang tahunan yang dihadiri oleh eksportir, importir, produsen hingga pelaku usaha kecil dan menengah, Sekretaris Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP) Kementan Hermanto sebagai perwakilan dari Kementerian Pertanian hadir dalam acara yang digelar di Istanbul itu.

Indonesia berhasil melakukan 12 penandatanganan MoU dan LOI ekspor produk Indonesia ke Turki dalam ajang Indonesia-Turkiye Business Forum 2022.

Dari 12 total kerja sama dagang tersebut, salah satunya ialah produk Upland milik Kementerian Pertanian.

"Pada acara Indonesia Turki Business Forum 2022 tersebut, total MOU dan LOI yang terjadi pada acara tersebut mencapai 12 kerjasama ekspor Indonesia ke Turki. Produk Upland merupakan salah satu dari komoditas yang berhasil mendapat kerjasama pada even ini," kata Hermanto dalam keterangan tertulis, Rabu (9/11).

Lebih lanjut Hermanto mengatakan, produk upland mendapatkan enam kontrak dengan perkiraan mencapai lebih dari Rp 3,6 miliar. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus mengalami peningkatan seiring bertambahnya permintaan dari negara lain yang hadir dalam event tersebut.

Hermanto menjelaskan, bahwa Turki merupakan pasar potensial yang dapat memasarkan produk-produk Indonesia ke kacah global. Dengan memasukkan produk pertanian ke Turki secara langsung memasarkan pada sejumlah negara lain.

"Lokasi Turki yang dekat ke banyak negara membuat kesempatan pemasaran produk Indonesia ke negara lain semakin besar. Selain itu, jumlah turis Indonesia ke Turki setiap tahun meningkat sehingga kebutuhan akan produk pertanian Indonesia di Turki juga seiring terus bertambah," jelas Hermanto.

Adapun Upland merupakan kegiatan pertanian di dataran tinggi dimana pertanian dikembangkan secara komprehensif, mulai dari pengembangan on-farm sampai off-farm. Tujuannya adalah meningkatkan produktivitas pertanian dan pendapatan petani.

Terkait produk upland, banyak sekali pengusaha makanan dan eksportir Turki yang sangat tertarik dengan produk Upland. Faktornya antara lain karena kualitasnya yang sangat baik, harga terjangkau, serta ada jenis komoditas dan varian yang belum banyak saingannya di pasar Turki.

"Misalnya buah manggis dan olahannya, lada, kopi arabica yang merupakan jenis kopi spesial, olahan bawang merah hingga berbagai jenis beras organik seperti beras merah, hitam dan pink," kata Ali Jamil.

Tantangan ke depan, jelas Hermanto, adalah bagaimana meningkatkan aspek logistik dan supply chain, konsistensi kualitas dan kuantitas, serta koorporasi petani.

"Karena itu semua amat penting dalam pasca panen dan peningkatan ekspor. Maka dari itu, kehadiran Upland Project diharapkan mampu meningkatkan hal-hal tadi," pungkasnya. (rhs/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Duduk Perkara Pencinta Habib Rizieq Kepung Polisi di Pesantren Pamekasan


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler