jpnn.com - MALANG - Warga desa Dusun Krajan, RT03 RW01, Desa Sempol, Kecamatan Pagak, Malang, kemarin pagi heboh.
Seorang pemuda, Didik Hariadi, 26 tahun, tewas bersimbah darah dengan luka bacok di dada dan kepala. Ia dibunuh oleh Budiono, 40 tahun, warga Jalan Sidodadi, Desa Ngadilangkung, Kecamatan Kepanjen.
BACA JUGA: SADIS! Keponakan Hajar dan Cekik Paman Hingga tak Bernafas
Pembunuhan diduga bermotif dendam asmara ini terjadi pagi sekitar pukul 06.00, di rumah nenek korban, Saminah, 70 tahun. Saat kejadian, korban sedang terlelap tidur di sofa ruang tamu. Sedangkan Saminah sedang berada di lahan samping rumahnya.
"Kejadiannya begitu cepat. Warga sekitar tidak ada yang mengetahui. Saksi mata yang melihat hanya neneknya dan tukang ojek yang mengantarkan pelaku," ujar beberapa warga sekitar.
BACA JUGA: Dor! Endang Langsung Pincang, Kawannya Berani Acungkan Pisau ke Polisi
Sunarsih, bibi korban mengatakan, selama ini Didik tinggal di Surabaya bersama dengan Sujarwati, ibu angkatnya. Didik bekerja sebagai kuli bangunan. Sejak ayahnya, Sampir, bercerai dengan ibunya,Melly, Didik dijadikan anak angkat oleh Sujarwati. Ayahnya bekerja di Sumatera, sedangkan ibunya tidak diketahui keberadaannya.
Sebelum peristiwa pembunuhan berlangsung, dini hari sekitar pukul 03.00 Didik baru saja tiba di rumah neneknya. Ia baru datang dari Surabaya. Setiba di rumah langsung tidur di dalam kamar, namun menjelang pagi pindah tidur di sofa ruang tamu.
BACA JUGA: Hii..Ada yang Gantung Diri di Samping Gereja
Sekitar pukul 05.45, neneknya Saminah pergi mencangkul di lahan di samping rumah. Pintu rumah dalam keadaan tertutup tidak dikunci. Sekitar pukul 06.00, pelaku Budiono datang dengan diantarkan saksi tukang ojek bernama Sugeng.
Tanpa mengetuk pintu, Budiono langsung nyelonong masuk ke dalam rumah. Pelaku seakan sudah mengetahui kalau korban berada di dalam rumah. Selanjutnya, tanpa basa-basi dan banyak bicara Budiono langsung menghunuskan celurit yang dibawanya ke dada korban.
Korban yang terbangun setelah dibacok, berusaha lari untuk menyelamatkan diri. Namun pelaku terus mengejar, hingga di depan pintu masuk pelaku kembali menghujamkan celurit ke arah kepala korban. Luka serius di kepala itulah, yang membuat korban tersungkur dan meregang nyawa.
Usai menghabisi nyawa korban, pelaku langsung kabur. Saminah nenek korban yang mengetahui peristiwa itu, lantas berteriak histeris. Ia meminta pertolongan warga sekitar yang langsung berdatangan.
Kejadian itupun langsung dilaporkan ke Polsek Pagak. Tak lama setelah kejadian, Polsek Pagak bersama Unit Reskrim Polres Malang datang ke lokasi. Dipimpin Kasatreskrim AKP Adam Purbantoro dan Waka Polres Malang, langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Beberapa barang bukti seperti senjata tajam celurit, sepeda motor Honda Prima N 6864 DO milik pelaku serta beberapa barang milik korban diamankan. Selanjutnya jenazah korban dibawa ke kamar mayat RSSA Malang untuk dimintakan otopsi.
"Motifnya apa kami tidak tahu. Karena selama ini korban jarang pulang ke rumah. Apalagi juga tidak pernah cerita apa-apa," ujar Sunarsih, saat ditemui di rumah duka.
Ia menambahkan, sebelum pelaku menghabisi korban, sempat terlihat mondar-mandir di depan rumah. Pelaku juga sempat bertanya ke beberapa orang menanyakan rumah Sampir, ayah korban.
"Sebagai pihak keluarga, kami berharap pelakunya dihukum seberat-beratnya sesuai dengan prosedur hukum. Kami menyerahkan sepenuhnya kasus ini ke pihak kepolisian," kata Jumali, saudara korban. (agp)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pembunuh ââ¬ËBerantaiââ¬â¢ Masih Keliaran, Para Orangtua Mengeluh ke Komisi Perlindungan Anak
Redaktur : Tim Redaksi