Turut Pulihkan Ekonomi, UNDP Gulirkan 3 Program Berbasis Wirausaha

Minggu, 17 Oktober 2021 – 16:17 WIB
Pengusaha terdampak pandemi corona. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Badan Program Pembangunan PBB atau UNDP terus berjuang untuk mengakhiri ketidakadilan, kemiskinan, ketidaksetaraan dan perubahan iklim.

Dalam laporan UNDP Indonesia dan Universitas Indonesia, ditemukan sekitar 77% UMKM pada 2020 mengalami penurunan pendapatan lantaran pandemi.

BACA JUGA: Akui Pengin Laporkan Baim Wong, Nikita Mirzani: Kenapa Kesannya Gue yang Memaksa

Termasuk usaha start up yang kesulitan mengakses permodalan keuangan dan keterampilan, untuk meningkatkan kapasitas maupun skala bisnisnya.

Team Leader of Innovative Finance Lab UNDP Indonesia Didi Hardiana mengatakan, sebagai wujud komitmen PBB mendukung Indonesia pulih dari pandemi, pihaknya menggulirkan program bersama yang fokus pada pengembangan kewirausahaan melalui pelatihan dasar secara intensif.

BACA JUGA: Ini Hukum dan Cara Sunat untuk Wanita

Program bersama yang pertama adalah youtb co:lab, untuk mendukung pengembangan wirausaha muda.

“Youth co:lab adalah sebuah inisiatif wirausaha muda yang dikembangkan UNDP, untuk mengupayakan solusi inovatif terhadap isu sosial ekonomi dan lingkungan,” kata Didi dalam briefing bertema Upaya Pemulihan Covid-19 Melalui Respon Sosial dan Ekonomi, Kamis (15/10).

BACA JUGA: Jadi UMKM Binaan Jamkrindo, Perajin Perak di Yogyakarta: Usaha Kami Meningkat  

Pada prinsipnya, youth co:lab adalah program bootcamp untuk mengembangkan potensi kaum muda Indonesia, agar produktif dan berdaya saing melalui pendekatan kewirausahaan sosial.

“Bootcamp ini juga menjadi wadah kolaborasi, bertukar ide dan pikiran antara wirausaha muda dengan para tenaga ahli atau expert pelaku usaha, pemerintah dan stakeholder lainnya dalam pengembangan wirausaha pemuda di Indonesia,” sambung Didi.

Pogram kedua adalah she disrupts Indonesia, suatu kompetisi dan program akselerasi yang diluncurkan untuk meningkatkan ketahanan ekonomi dan masyarakat di Indonesia dengan memberdayakan pengusaha perempuan.

Terutama dengan mempertimbangkan tingginya proporsi UMKM yang dipimpin perempuan-perempuan di Indonesia.

“Program ini merupakan kerjasama antara UNDP dengan beberapa stakeholders lain seperti Indonesia Women Empowerment Fund (IWEF), YCAB Ventures, UN women, Citibank dan lain-lain,” jelasnya.

Sejak dimulai Juni 2021 dan selesai Agustus lalu, terpilih 24 startup untuk mengikuti program pre-akselerater selama dua pekan, yang diisi dengan pembekalan dan pelatihan menuju kesiapan investasi, pertumbuhan bisnis, transformasi dan perspektif gender.

“Dari program ini kami melihat ada beberapa startup yang cukup menonjol dan inovatif, sehingga memberi dampak positif baik untuk sosial maupun start up itu sendiri,” jelas Didi.

Kemudian program ketiga yang akan berjalan di akhir tahun ini, adalah basic enterpreneurship training atau pelatihan kewirausahaan.

Program ini menargetkan 1.000 peserta, khususnya perempuan muda penyandang disabilitas dan orang dengan HIV.

“Kami menargetkan 3 regions di Indonesia, baik di barat maupun timur. Nantinya peserta akan diberikan pelatihan mengenai skill wirausaha atau bisnis skill, juga analisis peluang bisnis dan financial planning,” kata Didi.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler