UAS Sambangi Markas BNPB, Saat Berceramah Didampingi Jenderal TNI

Jumat, 28 Agustus 2020 – 02:35 WIB
Ustaz Abdul Somad berceramah di BPNB didampingi Jenderal TNI Doni Monardo, Rabu (26/8). Foto: Screen Capture Video

jpnn.com, JAKARTA - Ustaz Abdul Somad bersilaturahmi ke Graha BNPB (Badan Penanggulangan Bencana Nasional). Dia menyambangi kantor Jenderal Doni Monardo itu pada Rabu (26/8).

Kedatangan pendakwah kondang yang beken disapa dengan inisial UAS, diketahui dari dokumentasi video yang dipublikasikan BNPB pada Kamis malam (27/8).

BACA JUGA: Prabowo Subianto Dianggap Sudah Selesai, Saatnya Anies, Habib Rizieq atau UAS

Ada dua video yang dibagikan pihak BNPB. Pada video pertama, UAS hanya menyampaikan ceramah dengan dikawal sendiri oleh Jenderal Doni. Mereka hanya berdua di dalam frame.

Keduanya pun mengenakan masker. Jenderal Doni mengenakan seragam BNPB. Sedangkan UAS pakai baju koko putih dan peci warna hitam.

BACA JUGA: UAS Senyum-senyum Didoakan Berjodoh dengan Selebgram Ayana Moon

Dalam video berdurasi 4 menir dan 31 detik itu, ulama asal Riau tersebut berdakwah mengenai pandemi Covid-19 dilihat dari sisi agama. UAS bahkan membagi sikap masyarakat menghadapi wabah ini ke dalam tiga klasifikasi.

"Yang pertama amat sangat berani, bahkan sampai menantang covid itu," ucap UAS.

BACA JUGA: TNI AL Luncurkan Dua Kapal Perang Terbaru Produksi Dalam Negeri, Begini Keunggulannya

Kedua, masyarakat yang bersikap sebaliknya. Amat sangat ketakutan. Sangat cemas. Keiga, yang berada di posisi tengah, tidak berani sekali, tetapi juga tidak terlalu ketakutan.

"Oleh sebab itu, bahwa wabah ini sudah terjadi, iya. Pandemi ini sedang berada di tengah kita, iya. Siapa yang tahu akan berakhir? Wallahualam Bissawab. Tetapi kita diciptakan oleh Allah Taala makhluk yang cerdas. Diberikan akal untuk mencerna itu semua. Untuk berpikir," ucap UAS dalam ceramahnya.(fat/jpnn)

Berikut ceramah lengkap UAS di Graha BNPB, 26 Agustus 2020.

 

Assalamualaikum WR. WB.

Menyikapi wabah yang sedang dihadapi oleh seluruh penduduk dunia termasuk kita sebagai masyarakat yang pesat. Maka saya lihat dari pertanyaan jemaah, dari komen dan lain sebagainya. Saya klasifikasi masyarakat terbagi kepada tiga. Yang pertama amat sangat berani, bahkan sampai menantang covid itu.

Yang kedua, lawan dari amat sangat berani. Amat sangat takut. Sangat cemas, sangat ngeri bahkan saking cemasnya imunnya turun disebabkan itu, Lalu kemudian yang pertengahan, sedang.

Saya selalu tokoh agama Islam, saya selalu mengajak bahwa justru dengan adanya covid ini semakin menyadarkan bahwa ajaran Nabi Muhammad SAW, tidak hanya mengajarkan kita melakukan ritual (Membaca hadist Nabi Muhammad SAW tentang wabah, yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim); Kalau kamu mendengar ada satu wabah terjadi di satu tempat, jangan ke sana. Sudah tahu ada wabah jangan ke sana. Kalau kamu berada di satu tempat kemudian terjadi wabah di situ, jangan kamu keluar, karena kamu hanya akan membawa virus itu keluar.

Lalu kemudian kalau ada orang terkena wabah, bagaimana sikap kamu? Larilah kamu dari orang yang terkontaminasi, terkena virus itu, sebagaimana engkau lari dari Singa. Karena wabah, virus, kita tidak melihatnya.

Kemudian ada orang yang tidak mengerti. Lalu diumpamakan Nabi, seperti seekor Singa. Kalau kamu lari dari Singa, begitu juga kamu lari dari virus. 14 Abad yang lalu.

Inilah yang sekarang kita kenal dengan PSBB. Kemudian kita diawasi, dijaga,. Maka sebagai orang yang tidak terlalu ketakutan, tidak pula amat sangat berani, tapi bersikap pertengahan. Maka, kuatkan iman, tetap salat.

Kalau kita berada di zona hijau, di zona kuning, tetap protokol kesehatan. Saya sendiri sebagai ketua masjid, buat banner di depan; sediakan cuci tangan. Jangan lupa gulung sajadah, karena boleh jadi virus ada di karpet.

Lalu kemudian kalau tidak nyaman bawa sendiri dari rumah. Yakinkan bersih. Yang ada gejala-gejala penyakit jangan dulu datang. Toh, masalah saf bisa dibuat tidak rapat.

Karena, Al Azhar sendiri sebagai lembaga pendidikan Islam tertua terbesar di dunia, menunjukkan bagaimana cara salat malam, selama tarawih 2020 diperlihatkan.

Ini menunjukkan ulama Al Azhar Mesir tidak hanya mengaluarkan fatwa bahwa salat berjemaah dengan saf terpisah itu sah, tetapi melihatkan langsung. Live acara dari masjid Al Azhar Kairo. Ini lho, bahwa salat berjarak itu.

Artinya apa, kita tidak terhalang untuk beribadah, tetap dengan protokol kesehatan, hand sanitizer, cuci tangan, pakai masker. Lalu kemudian berjarak, tidak bersalaman, dan yang paling penting adalah kekuatan kita. Hubungan dengan Allah SWT. Keyakinan, kekuatan. Kalau imannya kuat, imunnya juga bangkit. Insyaallah.

Ada tiga yang perlu kita jaga, waspada, orang-orang, anak-anak kecil yang lemah. Kemudian orang usia tua yang memang imun mereka lemah, dan orang yang memang punya penyakit. Mulai diabetes, kemudian jantung, sampai paru dan lain sebagainya yang amat sangat rentan.

Oleh sebab itu, bahwa wabah ini sudah terjadi, iya. pandemi ini sedang berada di tengah kita, iya. Siapa yang tahu akan berakhir? Wallahualam Bissawab. Tetapi kita diciptakan oleh Allah Taala makhluk yang cerdas, diberikan akal untuk mencerna itu semua, untuk berpikir.

Kita yang merasa diri kita sudah selamat, belum cukup. Kenapa? Karena kalau kita saja yang selamat, kita belum menyelamatkan orang lain, maka sesungguhnya orang lain juga pasti akan menularkan, membuat itu tersebar. Kita juga pada akhirnya akan menjadi korban.

Maka marilah menjadi masyarakat yang cerdas. Baik secara agama, baik secara bangsa. Maka insyaallah, badai ini pasti dapat kita lalui. Terima kasih. Assalamualaikum WR.WB

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
BNPB   UAS   Ustaz Abdul Somad  

Terpopuler