UAS Ungkap Kekesalannya dengan Perlakuan Petugas Imigrasi Singapura, Ada Kata Kurang Ajar

Selasa, 17 Mei 2022 – 13:56 WIB
Ustaz Abdul Somad. Foto: Instagram ustadzabdulsomad_official

jpnn.com, JAKARTA - Penceramah Ustaz Abdul Somad (UAS) mengungkapkan kekesalannya dengan perlakuan petugas Imigrasi Singapura terhadap dirinya.

Salah satunya saat petugas melarang UAS memberikan tas berisi keperluan bayi yang dibawanya kepada sang istri.

BACA JUGA: Ustaz Abdul Somad: Info Saya Dideportasi Imigrasi Singapura Bukan Hoaks!

"Jadi luar biasa juga orang Singapura nih, tas untuk bayi pun tidak dikasih," kata UAS melalui kanal Hai Guys Official di YouTube yang dikutip JPNN.com, Selasa (17/5).

Mantan dosen UIN Suska Pekanbaru itu juga mengaku sempat ditanya petugas imigrasi dengan bersama siapa saja dirinya ke Singapura.

BACA JUGA: Dubes RI untuk Singapura: UAS Bukan Dideportasi, Tetapi Tidak Diizinkan Masuk

UAS lantas menjawab dia datang tidak seorang diri, melainkan bersama istrinya Fatimah Az Zahra, anaknya yang masih bayi bernama Samy Ahmad Mesbahy Ibadillah dan sahabatnya yang juga turut membawa keluarga.

"Saya juga bilang (tujuan ke Singapura) untuk holiday bukan acara pengajian, bukan acara tabligh akbar," bebernya.

BACA JUGA: Achmad: Perlakuan Singapura kepada UAS Melecehkan Indonesia

Perlakuan petugas Imigrasi Singapura lainnya yang membuat UAS kesal soal penahanan dirinya di sebuah ruangan yang sangat kecil terpisah dengan rombongan keluarga dan sahabatnya.

"Saya dimasukkan ke dalam suatu ruangan, lebarnya semeter, panjangnya dua meter. Pas macam (mirip) liang lahad," ungkap UAS.

UAS mengaku berada di ruangan sekecil itu selama satu jam. Setelah itu, dirinya baru digabungkan satu ruangan bersama istri, anak, sahabat dan keluarganya.

"Kawan saya itu anaknya umur empat tahun. Apa kata anak umur empat tahun itu? Kita ini dipenjara ya, anak empat tahun tahu itu dipenjara," kata pria yang Rabu (18/5) besok genap berusia ke-45 tahun.

Di ruangan yang lebih ramai dari sebelumnya, UAS bersama rombongan ditahan selama tiga jam.

"Kapal terakhir baru kami dipulangkan. Memanglah orang nih luar biasa," kesalnya lagi.

BACA JUGA: Viral, Ungkapan Menyentuh Santriwati Cantik Ini Bikin Istri Ustaz Yusuf Mansur Menangis

UAS mengaku tidak habis pikir petugas Imigrasi Singapura memperlakukan dirinya dan rombongan seperti itu.

Saking kesalnya, UAS mengungkapkan sempat terbenak dalam pikirannya jika seandainya seluruh masyarakat Indonesia buang air kecil (BAK) dan air kencing dikumpulkan dan dialirkan ke negara itu bisa menenggelamkan Singapura.

"Kok sombong kali dia. Padahal dia dulu diserang sama Demak, tunggang-langgang. Mereka ini kan sebetulnya pendatang, pakai peci, pakai baju, ada gambarnya, habis itu dia berkuasa. Sebetulnya ini wilayah kita, wilayah Kerajaan Melayu," kata UAS mengungkapkan kekesalannya.

UAS pun berandai-andai akan ada masanya orang Melayu kembali kembali berkuasa atas bumi Singapura.

"Insyaallah sampai masanya, mungkin di zaman cucu-cucu kita, berkuasa balik (kembali) orang Melayu ini. Mesti direbut di negara ini, biar dia tahu rasa, kurang ajar soalnya," ujar penyandang gelar kehormatan Datuk Seri Ulama Setia Negara dari Lembaga Adat Melayu itu.

UAS pun berharap pihak Kedubes RI di Singapura dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) harus bisa menjelaskan soal kejadian yang menimpanya tersebut.

"Kenapa? Apakah karena teroris, apakah karena ISIS, apakah karena bawa narkoba, ini mesti dijelaskan," harapnya.

Sebab, UAS memastikan tidak ada syarat administrasi keimigrasian yang tidak dilengkapi saat hendak berpergian ke Singapura.

"Lengkap semua. Tidak ada kurang suatu apapun," tegas UAS. (mar1/jpnn)


Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler