Ubi Jalar Diserang Hama, Warga Terancam Kelaparan

Paulus Sarira: Biji Berisi Ulat dan Bau

Selasa, 21 September 2010 – 12:02 WIB
WAMENA- Pertanian ubi jalar di sejumlah distrik dan kampung di Kabupaten Jayawijaya mendapat persoalan seriusUbi jalar atau yang dalam istilah lokal disebut  hipere itu merupakan salah satu bahan konsumsi utama masyarakat setempat

BACA JUGA: Warga Langkat korban Penembakan

Dalam beberapa waktu terakhir ini, tanaman hipere atau ubi jalar terserang hama Cylas Formicarius
Munculnya hama Cylas Formicarius dikarenakan beberapa bulan terakhir (Juni sampai Agustus) terjadi musim kemarau

BACA JUGA: Sultan Tagih RUUK Jogjakarta

Hama tersebut dapat berkembang biak pada musim panas (kemarau) dan merusak tanaman hipere
Hama tersebut menyerang batang sampai dalam tanah, sehingga isi hipere menjadi busuk, bau dan berisi ulat.
 
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Jayawijaya Ir

BACA JUGA: Peduli Pluralisme Aksi Solidaritas HKBP

Paulus Sarira MM saat dikonfirmasi membenarkan adanya kejadian tersebut dan telah mendapatkan laporan dari sejumlah petani dari beberapa distrik dan kampung.

"Memang kami mendapat laporan dari masyarakat sekitar akhir Agustus lalu, setelah mendapat laporan kami membentuk tim dan langsung turun ke lapangan melihat dan mengambil sampel," kata Paulus kepada Cenderawasih Pos (JPNN Grup), Senin (20/9).

Dari hasil pengambilan sampel tersebut lanjut Paulus Sarira, diketahui jika hipere petani diserang hama Cylas Formicarius yang bisa berkembang pada saat musim kemarau.

"Tidak semua distrik dan kampung terserang hama ini, hanya di daerah yang tanahnya kering, karena hama ini bisa berkembang di tempat kering, sedangkan tempat yang lembab atau basah tidak bisa berkembangJika hujan tidak segera turun dikhawatirkan hama ini akan semakin ganas dan menyerang kebun hipere petaniPaling parah itu di daerah Asolokobal karena daerahnya sangat kering," jelasnya.

Ditambahkan Paulus Sarira,  melalui surat bupati, pihaknya menghimbau kepada petani yang hiperenya sudah terserang agar melakukan pemusnahan"Satu-satunya cara adalah melakukan eradikasi atau pemusnahan, yaitu hipere yang sudah terserang hama digali dan musnahkan sehingga hamanya tidak menjalar ke tempat lainIni adalah satu-satunya cara karena penggunaan pestisida tidak memungkinkanSebab hipere adalah makanan sehingga jika ini dilakukan dapat membahayakan manusia,"ujarnya.

Apabila hama ini tidak segera diatasi, kata Paulus Sarira, produksi hipere dapat menurun sampai 80 persenDengan jumlah penurunan ini dikhwatirkan dapat mengancam kondisi ketahanan pangan yang menyebabkan warga menjadi terancam kelaparan"Sampai saat ini hipere masih menjadi makanan pokok masyarakat di Jayawijaya, karena itu kami mengharapkan pengertian dan peran serta dari masyarakat khususnya petani yaitu dengan melakukan pemusnahan jika tanamannya sudah terserang hama," pungkasnya.(lmn/nan/fuz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Petani Kesulitan Jemur Tembakau


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler