Ucapan Bela Sungkawa SBY Atas Wafatnya Nelson Mandela

Jumat, 06 Desember 2013 – 17:45 WIB

jpnn.com - JAKARTA--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) atas nama bangsa Indonesia, dan juga selaku pribadi menyampaikan ucapan bela sungkawa atas meninggalnya mantan Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela.

Kepada wartawan di Pendopo Kabupaten Bangkalan, Madura, Jatim, Jumat (6/12), Presiden SBY mengatakan, Mandela adalah tokoh besar dunia. Dunia, kata dia, kagum kepada Presiden Mandela.

BACA JUGA: Kemnakertrans Beri Penghargaan bagi Daerah Pendukung Program Transmigrasi

"Puluhan tahun beliau meringkuk dalam penjara oleh kaum kolonial, setelah ada perubahan, dan akhirnya apartheid bisa dihentikan. Beliau kemudian didaulat mendapatkan mandat dari rakyatnya untuk memimpin Afrika Selatan, tetapi Mandela memimpin dengan hatinya. Tidak tercermin sama sekali yang namanya dendam ataupun membalas atas apa yg dideritanya selama puluhan tahun itu," kata Presiden SBY.

Kepala Negara menilai, Nelson Mandela adalah rekonsiliator yang agung, demokrat sejati, bapak dan tokoh kemanusiaan dunia. Presiden kagum pada kebijakan diri Nelson Mandela.

BACA JUGA: Sutarman Disebut Sanggupi Amankan Proyek Hambalang

"Mandela mengatakan - there is no future without forgiveness. Tidak ada masa depan tanpa maaf. Artinya, beliau siap menanggung;  sudahlah, yang lalu ya lalu. Tapi saya menginginkan bangsaku, bangsa Afrika Selatan, bersatu, jangan menyimpan dendam, jangan balas membalas," kenang SBY sembari menyebutkan, tindakan tersebut dilakukan agar Afrika Selatan  tumbuh dengan damai,

"Oleh karena itulah sepatutnya kalau bangsa Indonesia, dan saya pribadi juga memberikan hormat kepada Presiden Mandela atas kewafatannya," lanjut SBY.

BACA JUGA: Istri Sutarman Disebut Atur Pertemuan dengan Bu Pur

Sementara itu Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty Natalegawa kepada wartawan di Jakarta, Jumat (6/12) pagi mengatakan, Indonesia juga merasakan duka yang sangat mendalam atas wafatnya Nelson Mandela.

"Ia seorang tokoh dan pejuang yang secara teguh dan prinsipil menentang kebijakan apartheid yang keji; seorang tokoh yang menjadi inspirasi di seluruh pelosok dunia, khususnya negara berkembang, untuk menentang rasisme, kolonialisme, dan berbagai bentuk ketidak adilan lainnya," ungkap Menlu.

Nelson Mandela juga merupakan pemimpin dunia yang pernah meminta agar Presiden Soeharto berdialog dengan Xanana Gusmao, ketika hubungan Indonesia dan Timor Leste sedang "memanas" pada tahun 1990-an.

Perjuangan panjang Mandela membebaskan Afrika Selatan dari politik apartheid yang rasis, membuatnya dipenjara selama 27 tahun. Setelah bebas, ia terpilih menjadi Presiden di tanah kelahirannya, dan memaafkan kekejian politik yang dilakukan orang-orang kulit pulih di Afrika Selatan.

Mandela mengedepankan dialog untuk rekonsiliasi, ketimbang berperang dengan senjata. Ia pun meraih penghargaan Nobel untuk bidang perdamaian pada tahun 1993. (flo/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nama Kapolri dan Bu Ani Muncul di BAP Bu Pur


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler