UEFA Bentuk Tim Selidiki Ricuh Laga PSG-Istanbul Basaksehir

Rabu, 09 Desember 2020 – 21:24 WIB
Wasit Ovidiu Hategan berbicara dengan pemain Istanbul Basaksehir Demba Ba saat pertandingan dihentikan menyusul adanya dugaan hinaan rasis di Parc des Princess, Paris, Prancis, Selasa (8/12/2020). REUTERS/Charles Platiau/WSJ/djo

jpnn.com, PRANCIS - Badan Sepak Bola Eropa (UEFA) mengambil langkah disipliner terkait ricuh laga Liga Champions Paris Saint-Germain (PSG) melawan Istanbul Basaksehir.

Para pemain sebelumnya berhenti bermain sebagai protes dari tindakan dugaan ucapan rasial ofisial pertandingan.

BACA JUGA: Liga Champions: Laga PSG Melawan Istanbul Basaksehir Rusuh

Menurut laporan Reuters, UEFA menyatakan telah menunjuk seorang Inspektur Etika dan Disiplin untuk melakukan penyelidikan disipliner terkait insiden tersebut.

Penyelidikan disipliner dapat berujung sanksi dan ofisial pertandingan dilindungi oleh peraturan disiplin UEFA yang biasanya digunakan untuk menghukum klub dan pemain.

BACA JUGA: Lazio Akhirnya Lolos ke 16 Besar Liga Champions, Setelah 20 Tahun

Insiden itu dipicu ketika asisten pelatih Basaksehir, Pierre Webo, mendapat kartu merah.

Ia di sanksi karena memprotes keputusan wasit.

BACA JUGA: Pemain Termuda di Liga Champions Baru Berusia 16 Tahun

Klub Turki tersebut kemudian menuduh wasit keempat Sebastian Coltescu menggunakan istilah rasial terhadapnya.

Para pemain dari kedua tim meninggalkan lapangan setelah sekitar 10 menit berdiskusi dengan wasit asal Rumania Ovidiu Hategan.

Permainan akan dilanjutkan kembali pada Kamis dini hari pukul 00.55 WIB.

Sebuah rekaman TV menunjukkan wasit keempat Coltescu berkata dalam bahasa Rumania: 'Negro di sana. Pergi dan periksa siapa ia. Yang negro di sana, tidak mungkin bertindak seperti itu,' setelah Webo dengan keras memprotes keputusan wasit.

"Federasi Sepak Bola Rumania secara tegas memisahkan diri dari setiap tindakan atau pernyataan yang bersifat rasial atau xenofobia," kata federasi tersebut (FRF) dalam sebuah pernyataan resmi.

FRF saat ini sedang menunggu laporan UEFA untuk mengetahui dengan tepat apa yang terjadi sebelum menentukan langkah lebih lanjut.

"Rasialisme, dan diskriminasi dalam segala bentuknya, tidak memiliki tempat dalam sepak bola," lanjut FRF kepada Reuters.(Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler