Uji klinis untuk membuat vaksin virus corona sedang dilakukan di Inggris dengan uji coba yang dilakukan terhadap manusia. Dua relawan jadi yang pertama di dunia mendapat suntikan vaksin COVID-19 yang sedang dikembangkan Ada sekitar 100 potensi vaksin sedang dikembangkan di seluruh dunia Ilmuwan yang mengembangkan vaksin merasa yakin dengan hasil tes yang sedang dilakukan
BACA JUGA: Peneliti Amerika: Suhu Panas dan Kelembapan Bikin Corona Lemah
Beberapa negara lain di Eropa juga melakukan eksperimen serupa, untuk kemungkinan mendapatkan vaksin.
Dua orang relawan menjadi manusia pertama di dunia yang mendapatkan suntikan vaksin di Oxford University di Inggris.
BACA JUGA: Tak Ada Warga Vietnam Mati karena Corona, Sepekan Lebih Tanpa Kasus Baru COVID-19
Para ilmuwan yang menangani proyek ini mengatakan mereka sangat optimistis uji coba ini akan berhasil.
Edward O'Neill dand Elisa Granato sudah mendapat suntikan ChAdOx1 nCoV-19.
BACA JUGA: Update Corona 24 April: Kasus Positif Bertambah
Sementara perusahaan lain di Eropa, termausk Rei Thera di Italia, Leukocare di Jerman, dan Univercells di Belgia mengatakan mereka bekerja sama mengembangkan vaksin lain dan akan melakukan uji coba dalam beberapa bulan mendatang. Photo: Uni Eropa memperingatkan akan bahaya obat malaria yang sekarang disebut beberapa pihak bisa digunakan untuk memerangi COVID-19. (AP: Kirsty Wigglesworth)
Saat ini sudah ada 100 potensi vaksin COVID-19 yang sedang dikembangkan berbagai perusahaan bioteknologi dan tim peneliti di seluruh dunia.
Paling sedikit lima diantaranya sudah mulai melakukan uji coba terhadap manusia, yang biasa dikenal dengan nama fase pertama uji klinis.
Pekan lalu, para ilmuwan Oxford mengatakan produksi vaksin dalam skala besar sudah disiapkan untuk membuat jutaan dosis ChAdOx1 nCoV-19, bahkan sebelum uji coba dilakukan untuk melihat apakah vaksin itu efektif atau tidak. Pandemi virus corona
Ikuti laporan terkini terkait virus corona dari Australia dalam Bahasa Indonesia.
Profesor Ilmu Vaksin Oxford University Sarah Gilbert mengatakan melihat keberhasilan proyek vaksin lain yang sudah dilakukannya, dia yakin upaya penemuan vaksin COVID-19 juga akan berhasil.
"Saya memiliki tingkat kepercayaan tinggi dengan vaksin ini, karena ini adalah teknologi yang sudah kami gunakan sebelumnya." kata Professor Gilbert.
"Tentu saja kami harus melakukan uji coba, tentu saja kami harus mendapatkan data dari manusia."
"Kami sudah pernah mengunakan teknologi ini untuk membuat vaksin lain yang berbeda, dan kami sudah membuat sejumlah penelitian yang menantang menggunakan hewan."
Lomba untuk mendapatkan vaksin virus corona sekarang berlangsung di seluruh dunia karena belum adanya metode lain yang efektif untuk menangani virus tersebut.
Pengawas obat-obatan di Uni Eropa kembali memperingatkan penggunaan obat-obatan untuk memerangi malaria agar tidak digunakan selain untuk uji coba atau program darurat saja.
Obat tersebut telah diketahui memiliki dampak samping yang mematikan.
Reuters
Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pasien Sembuh Meningkat, ODP dan PDP Melonjak