Dalam penjelasannya, Majelis hakim menyatakan, dari berbagai alternatif tentang tata cara pelaksanaan pidana mati, selain ditembak masih ada cara lain seperti digantung, dipenggal pada leher, di setrum dengan listrik, disuntik mati kesemuanya akan menimbulkan rasa sakit
BACA JUGA: Proyek Listrik di Bawah Target
Sekalipun rasa sakit itu memiliki degradasi yang berbeda-bedaDengan demikian, lanjut Mahfud, Mahkamah berkesimpulan bahwa dalil-dalil pemohon yang mengatakan tata cara hukuman mati tidak manusiawi tidak beralasan sehingga harus ditolak.
''Tidak ada satu cara pun yang menjamin tiadanya rasa sakit dalam pelaksanaannya, bahkan mengandung resiko terjadinya ketidaktepatan dalam pelaksanaan yang menimbulkan rasa sakit,'' tegas hakim ketua Mahfud MD
BACA JUGA: Lagi, Saksi Muchdi Cabut BAP
BACA JUGA: Tangkap Bandar Narkoba, Dapat Empat Senjata Api
Majelis hakim berpendapat hal itu bukan merupakan penyiksaan sebagaimana dimaksud Pasal 28I UUD 1945, sehingga UU Nomor 2/pnps/1964 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pidana Mati yang dijatuhkan oleh Pengadilan di lingkungan peradilan umum dan militer tidak bertentangan dengan UUD 1945.Sementara itu, kuasa hukum pemohon Amrozi dan kawan kawan dari Tim Pengacara Muslim (TPM), Wirawan Adnan, mengatakan, pihaknya menerima putusan itu, namun dalam putusan itu memberikan amanat kepada pemerintah untuk memperbaiki UU tersebut.(aj/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anggota Tim Sukses Obama Temui Jusuf Kalla
Redaktur : Tim Redaksi