UKT Mahal, Sekjen DPP GMNI Merespons, Singgung Indonesia Emas 2045

Sabtu, 18 Mei 2024 – 04:52 WIB
Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPP GMNI) Muhammad Ageng Dendy Setiawan. Foto: Dok. DPP GMNI

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPP GMNI) Muhammad Ageng Dendy Setiawan merespons persoalan uang kuliah tunggal (UKT) yang mahal.

Menurut Dendy sapaan akrabnya, pendidikan seharusnya bisa membantu meningkatkan soft skill sumber daya manusia (SDM) di Indonesia.

BACA JUGA: Penjelasan Kemendikbudristek soal UKT Mahal, Jangan Gagal Paham

“Namun, dengan adanya UKT yang terbilang mahal maka peningkatan soft skill SDM di Indonesia menjadi terhambat,” ujar Dendy dalam keterangannya, Jumat (17/5).

Dendy mengatakan mahasiswa merasakan dampak dari UKT yang mahal. Oleh karena itu, mahasiswa di beberapa wilayah di Indonesia mengkritik kebijakan yang memberatkan mahasiswa itu.

BACA JUGA: Penjelasan Rektor Unri yang Polisikan Mahasiswa Pengkritik Tingginya UKT

Menurut Dendy, pemerintah harus memberikan dan menjamin pendidikan yang baik dan  berkualitas untuk warganya.

“Pendidikan di Indonesia seharusnya diberikan dan dijamin oleh Pemerintah untuk Warga Negara Indonesia agar bisa menaikkan soft skill dan karakter masyarakat, penerima KIP Kuliah perlu ditinjau agar tepat sasarannya. Kalau kurang ya harus ditambah agar masyarakat kecil juga merasakan secara merata,” ujar Dendy.

BACA JUGA: Kemendikburistek Minta PTN Hati-Hati Menetapkan Tarif UKT, Jangan Beratkan Mahasiswa

Dendy mengatakan pendidikan adalah fondasi untuk kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, kalau biaya pendidikan mahal maka masyarakat yang bisa mengenyam pendidikan juga terbatas.

“Ingat, pendidikan yang mahal membuat masyarakat tidak dapat mengaksesnya sehingga cita-cita Indonesia emas 2045 bisa jadi hanya wacana,” tegas Dendy.

Selain itu, Dendy menuturkan negara harus hadir dalam meningkatkan kapasitas SDM masyarakatnya dengan menekan biaya pendidikan semurah mungkin dengan kualitas yang unggul.

Dendy juga mengkritik soal pelatihan kartu prakerja yang belum membawa dampak yang signifikan.

“Kartu prakerja juga belum ada dampak yang signifikan. Jangan sampai hanya menjadi program yang menguntungkan elite saja tanpa memikirkan dan memastikan targetnya tercapai dan berhasil,” ujar Dendy.

Dendy juga menegaskan GMNI akan mengawal isu pendidikan termasuk UKT agar masyarakat terjangkau.

“Kami akan terus mengawal isu Pendidikan. Salah satunya soal kenaikan UKT yang mengancam masyarakat tidak bisa duduk di bangku perkuliahan karena mahalnya biaya kuliah,” ujar Dendy.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler