Ukuran Dada Tentukan Nasib Perempuan Yazidi

Minggu, 05 November 2017 – 13:53 WIB
Perempuan Yazidi di wilayah kekuasaan ISIS. Foto: The Telegraph

jpnn.com - Nadia Murad Basee Taha tidak memilih untuk terlahir sebagai seorang Yazidi. Dia juga tidak bisa menolak takdirnya sebagai seorang perempuan. Tapi, dia tidak bisa diam saja saat martabat dan kehormatannya sebagai seorang perempuan Yazidi diinjak-injak. 

Bersama Amal Clooney, dia melawan kesewenang-wenangan tersebut. Semua demi ribuan perempuan Yazidi lain yang masih berada dalam cengkeraman ISIS.

BACA JUGA: Alhamdulillah, Perempuan Saudi Sudah Boleh Masuk Stadion

”Kami dipaksa berdiri menghadap tembok. Setelah itu, mereka akan menggerayangi dada kami satu per satu. Mereka yang berdada rata dipisahkan. Sedangkan mereka yang punya payudara langsung dibawa ke tempat lain untuk diperkosa,” kata seorang gadis Yazidi yang diidentifikasi sebagai Victim One dalam kesaksiannya pertengahan bulan lalu.

Meski lolos dari pemerkosaan, para gadis yang berdada rata belum lepas dari ancaman. Sebab, ISIS melakukan inspeksi dada itu tiga bulan sekali.

BACA JUGA: Alhamdulillah, Saudi Akhirnya Izinkan Perempuan Mengemudi

Jika dalam waktu tiga bulan sudah ada perubahan, nasib mereka akan berubah. Mereka pun akan bergabung dengan rekan-rekan mereka yang lebih dulu menjadi budak seks ISIS.

Dalam buku berjudul Trafficking Terror, How Modern Slavery and Sexual Violence Fund Terrorism, Nikita Malik menyatakan bahwa para budak seks ISIS itu rentan depresi.

BACA JUGA: Cerita Nihad, Mantan Budak Seks ISIS yang Lari, Terpisah dari Putranya

Victim One, menurut dia, merupakan salah seorang korban yang lantas mengalami gangguan jiwa. Sebab, Victim One hamil setelah berkali-kali diperkosa militan ISIS. Dia sempat berusaha bunuh diri dengan menjatuhkan dirinya di tangga.

”Saya pernah berusaha kabur, tapi kemudian ketahuan. Sebagai hukuman, saya diperkosa oleh enam orang sekaligus,” kata Victim One.

Tidak hanya diperkosa, dia juga beberapa kali dijual ke orang lain untuk keperluan yang sama. Yakni, menjadi budak seks. Sebagai budak, dia pun diperlakukan layaknya barang.

Jika pemiliknya tidak berkenan dengan layanan yang diberikan, para budak seks itu lantas disiksa.

”Para budak (seks) itu sama seperti benda. Kami boleh saja membeli, menjual, atau memberikan mereka kepada orang lain sebagai hadiah,” kata seorang militan ISIS saat dihadirkan dalam sidang kasus Murad di Inggris.

Bukan hanya itu, militan ISIS tersebut juga mengungkapkan bahwa berhubungan badan dengan bocah yang belum cukup umur adalah tindakan yang sah asalkan kondisi fisik si bocah sehat.

Saat ini, ada sedikitnya 800 perempuan Yazidi yang tinggal sebagai pengungsi di Kanada. Itu sesuai dengan komitmen Perdana Menteri (PM) Justin Trudeau kepada Murad tahun lalu.

Saat itu, dia menegaskan bahwa Kanada akan menerima sebanyak 1.200 Yazidi yang menjadi korban ISIS. Sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Kini, ISIS masih menguasai sekitar 3.000 warga Yazidi di Iraq. (dailymail/Reuters/hep/c17/any)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler