Ukuran Tahu Diperkecil, Produksi Dikurangi

Sabtu, 14 September 2013 – 13:01 WIB

jpnn.com - BANGKALAN - Tingginya harga kedelai mengharuskan produsen tahu memutar otak agar tidak gulung tikar. Misalnya, pabrik tahu Rejeki di Jalan Pemuda Kaffa, Kecamatan Kota Bangkalan.

Guna menyiasati tingginya harga kedelai yang mencapai Rp 9.400 per kilogram, salah satu pabrik tahu terbesar di Kota Bangkalan itu terpaksa menaikkan harga tahu. Saat kedelai Rp 7.000 per kilogram, tiap satu wajan berisi 8 papan tahu dijual kepada distributor Rp 160 ribu. "Tapi, ketika kedelai bertahan pada harga Rp 9.400 per kilogram, tahu saya jual Rp 180 ribu untuk satu wajan. Itu saya lakukan agar pabrik bisa terus berproduksi," jelas Ruslan Sucipto, pemilik pabrik, Jumat (13/9).

BACA JUGA: Warga Berebut Air Bersih PDAM

Menurut dia, mahalnya harga kedelai juga membuat pabrik tahu yang mempekerjakan 70 karyawan tersebut menurunkan kapasitas produksi. Biasanya dalam sehari pabrik tahu Rejeki menghabiskan 3,5-4 ton kedelai untuk memproduksi tahu.

"Namun, sekarang hanya menghabiskan 2-3 ton kedelai setiap hari. Itu juga salah satu strategi agar pabrik bisa menghasilkan tahu tiap hari. Prinsipnya, yang penting produksi tahu jalan setiap hari," terang Ruslan.

BACA JUGA: Dispendik Larang Siswa SMP Bawa Motor

Menariknya, harga tahu di tingkat pabrik memang naik. Yakni, dari Rp 160 ribu menjadi Rp 180 per wajan yang berisi 8 papan tahu. Namun, harga tahu di tingkat konsumen tetap Rp 500 per potong.

Lalu, dari mana pedagang (distributor) tahu mendapat keuntungan? Menurut Ruslan, ukuran tahu yang dijual kepada konsumen juga diperkecil. Setiap papan tahu biasanya dipotong 5 x 5. Tapi, begitu harga naik, satu papan tahu diiris hingga 6 x 6.

BACA JUGA: Tersedot Bayar Utang ke RS, Dana Gakin Habis

BANGKALAN - Tingginya harga kedelai mengharuskan produsen tahu memutar otak agar tidak gulung tikar. Misalnya, pabrik tahu Rejeki di Jalan Pemuda Kaffa, Kecamatan Kota Bangkalan.

Guna menyiasati tingginya harga kedelai yang mencapai Rp 9.400 per kilogram, salah satu pabrik tahu terbesar di Kota Bangkalan itu terpaksa menaikkan harga tahu. Saat kedelai Rp 7.000 per kilogram, tiap satu wajan berisi 8 papan tahu dijual kepada distributor Rp 160 ribu. "Tapi, ketika kedelai bertahan pada harga Rp 9.400 per kilogram, tahu saya jual Rp 180 ribu untuk satu wajan. Itu saya lakukan agar pabrik bisa terus berproduksi," jelas Ruslan Sucipto, pemilik pabrik, Jumat (13/9).

Menurut dia, mahalnya harga kedelai juga membuat pabrik tahu yang mempekerjakan 70 karyawan tersebut menurunkan kapasitas produksi. Biasanya dalam sehari pabrik tahu Rejeki menghabiskan 3,5-4 ton kedelai untuk memproduksi tahu.

"Namun, sekarang hanya menghabiskan 2-3 ton kedelai setiap hari. Itu juga salah satu strategi agar pabrik bisa menghasilkan tahu tiap hari. Prinsipnya, yang penting produksi tahu jalan setiap hari," terang Ruslan.

Menariknya, harga tahu di tingkat pabrik memang naik. Yakni, dari Rp 160 ribu menjadi Rp 180 per wajan yang berisi 8 papan tahu. Namun, harga tahu di tingkat konsumen tetap Rp 500 per potong.

Lalu, dari mana pedagang (distributor) tahu mendapat keuntungan? Menurut Ruslan, ukuran tahu yang dijual kepada konsumen juga diperkecil. Setiap papan tahu biasanya dipotong 5 x 5. Tapi, begitu harga naik, satu papan tahu diiris hingga 6 x 6. (hud/amr/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lima TKI Meninggal Bersamaan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler