Ulah Admin NU dan Sikap Cak Imin Bikin Bertanya-tanya, Ada Keretakan?

Rabu, 02 Februari 2022 – 18:22 WIB
Ketua Umum DPP PKB sekaligus Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin). Foto: Dok. PKB

jpnn.com, JAKARTA - Ketidakhadiran Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar saat pengukuhan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menimbulkan tanda tanya di tengah publik.

Apakah ada keretakan antara PKB dengan organisasi masyarakat berbasis agama terbesar di Indonesia tersebut?.

BACA JUGA: Geger, PBNU Marah Besar, Admin Akun Twitter @Nahdlatululama Bakal Dipolisikan

Tak hanya ketidakhadiran Cak Imin membuat publik menilai ada keretakan antara PKB dan NU.

Terbaru, akun resmi milik Nahdlatul Ulama di Twitter menjadi sorotan lantaran dinilai merundung admin akun resmi PKB terkait ucapan selamat atas pengukuhan pengurus PBNU.

BACA JUGA: Tokoh Muda NU Ungkap 2 Makna Penting di Balik Pengukuhan Pengurus PBNU

"Terima kasih, Min. Besok-besok jangan telat ya ngucapinnya," demikian tulis akun resmi NU di Twitter yang dikutip JPNN.com, Rabu (2/2).

Pengamat politik Ujang Komarudin menilai hubungan antara keduanya memang sepertinya sedang tidak nyaman.

BACA JUGA: Beraudiensi ke PBNU, KND: Fiqih Disabilitas Harus Membumi

"Karena, bisa saja antara Cak Imin dengan ketum PBNU memiliki kepentingan yang berbeda dan ada di kubu yang berbeda," kata Ujang kepada JPNN.com, Rabu (2/2).

Dia juga menyebutkan ketua umum PBNU saat ini, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dahulunya berada di PKB kubu Abdurachman Wahid atau Gus Dur.

Bahkan, Gus Yahya pernah menjabat sebagai sekjen PKB kala itu.

"Kita tahu juga PKB Gus Dur dikalahkan oleh PKB Cak Imin, sehingga kubu PKB Gus Dur termasuk Gus Yahya tergusur," lanjutnya.

Menurut dia, keretakan tersebut menjadi hal yang wajar jika saat ini Gus Yahya jadi ketum PBNU dan masih memiliki pandangan politik yang berbeda dengan Cak Imin.

"Hubungan yang tak nyaman dan retak antara PKB dan NU itu merupakan hal yang tak aneh, karena mereka berdua secara garis politik beda kubu," ujar akademisi Universitas Al Azhar itu. (mcr8/jpnn)

 

Redaktur : Adil
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler