Umat Islam Bisa Jadi Mitra Utama TNI-Polri Memerangi Musuh Pancasila

Kamis, 15 Desember 2016 – 13:51 WIB
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid dalam Dialog Kebangsaan bertema Pancasila VS Komunisme: Menguji Daya Tahan NKRI dalam Menghadapi Problem Nasional di Aula K.H. Noer Ali Islamic Centre Bekasi, kota Bekasi, Jawa Barat, Kamis (15/12). Foto: Humas MPR

jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menyatakan, TNI dan Polri harus satu kubu dengan umat Islam untuk melawan komunisme dan menyelamatkan Pancasila. Menurutnya, jangan sampai umat Islam yang bisa menjadi penjaga Pancasila justru dimusuhi.

"Umat Islam menjadi tulang punggung untuk menyelamatkan Pancasila dari ideologi komunisme," ujar Hidayat dalam Dialog Kebangsaan bertema Pancasila VS Komunisme: Menguji Daya Tahan NKRI dalam Menghadapi Problem Nasional di Aula K.H. Noer Ali Islamic Centre Bekasi, kota Bekasi, Jawa Barat, Kamis (15/12).

BACA JUGA: Politikus PKB dan Pejabat Kemenpupera Digarap KPK

Hidayat mengungkapkan, komunisme masih menjadi ancaman konkrit bagi Indonesia. Salah satunya dengan menyebarkan simbol-simbol komunisme, serta berkonsolidasi untuk mendesak MPR mencabut mencabut Tap MPRS No XXV/MPR/1966 tentang larangan komunisme dan marxisme.

“Kenapa mereka minta Tap itu dicabut? Karena untuk menghidupkan kembali komunisme," ungkapnya.

BACA JUGA: Tinjau Pengungsi Posko Induk Gempa Pidie Jaya, Mensos Berbaur Ikut Masak

Selain itu, lanjut Hidayat, komunisme menjadi lahan subur ketika agama dilecehkan atau dinistakan. Komunisme juga mengadu antar-umat beragama.

"Maka mereka (komunisme) mengatakan lihat agama berantem. Jadi untuk apa beragama. Ini menjadi pintu bagi komunisme," lanjutnya.

BACA JUGA: Temui Anak-Anak Korban Gempa, Bu Mensos Bagikan Juz Amma

Kemudian, secara ideologis dan historis, yang paling nyata adalah pemberontakan komunis tahun pada 1926, 1948 dan 1965. "Sudah tiga kali melakukan pemberontakan. Komunisme adalah virus jahat," tegas Hidayat

Sesungguhnya, tambah Hidayat, dalam Pancasila tidak ada tempat bagi komunisme. Dari proses kelahiran Pancasila sejak 1 Juni, kemudian Piagam Jakarta, dan naskah dalam Pembukaan UUD 1945, tidak ada tempat untuk komunisme.

"Dalam Pancasila ada Ketuhanan. Komunisme tidak mengakui adanya Tuhan," imbuhnya.

KArenanya Hidayat mengharapkan agar Presiden Joko Widodo yang telah menetapkan 1 Juni sebagai hari kelahiran Pancasula untuk berdiri di barisan terdepan dalam memerangi komunisme. “Dalam Pancasila 1 Juni ada Ketuhanan. Dengan demikian hormatilah agama," tambahnya.

Menurut Hidayat, Indonesia mempunyai pilar kokoh untuk menyelamatkan Pancasila dari komunisme. Dalam hal ini umat Islam berperan penting ketika melawan komunisme dan menyelamatkan Pancasila.

"Melihat realitas sejarah, TNI dan Polri harus satu kubu dengan umat Islam untuk melawan komunisme dan menyelamatkan Pancasila," ucapnya.(adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Kata Bareskrim soal Pemanggilan Eko Patrio


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler