UMB Peduli Negeri Gelar Pelatihan untuk Pekerja Migran Indonesia di Malaysia

Minggu, 28 Januari 2024 – 13:05 WIB
Rektor Universitas Mercu Buana Prof Dr Andi Adriansyah, M.Eng bersama para dosen UMB saat kegiatan pengabdian masyarakat untuk pekerja Migran Indoensia di Penang, Malaysia. Foto: Humas UMB

jpnn.com, JAKARTA - Universitas Mercu Buana (UMB) bersama 90 dosen dari berbagai disiplin ilmu melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di Penang, Malaysia.

Dalam kegiatan kali ini, UMB menggelar pengabdian masyarakat dengan memberikan pelatihan kepada sekitar 300 orang tenaga kerja Indonesia atau pekerja Migran Indonesia di Malaysia.

BACA JUGA: UMB Perkuat Transformasi Pendidikan Berkelanjutan lewat Implementasi Merdeka Belajar

Rektor Universitas Mercu Buana Prof Dr Andi Adriansyah, M.Eng menerima cenderamata saat menghadiri kegiatan pengabdian masyarakat untuk pekerja Migran Indoensia di Penang, Malaysia. Foto: Humas UMB

BACA JUGA: Mikom UMB Gelar Diskusi Publik, Asdep Humas BPJS Ketenagakerjaan Berbagi Pengalaman

Humas UMB dalam keterangan tertulis pada Minggu (28/1/2024) melaporkan Konsulat Jenderal Pulau Pinang Malaysia, Rektor dan para Wakil Rektor Universitas Mercu Buana, pimpinan Permai para Kaprodi dan dosen bersama para pekerja migran Indonesia di Penang.

Konsulat Jenderal Pulau Pinang, Wanton Saragih menyampaikan kehadiran Universitas yang ada di Indonesia dalam memberikan edukasi dan pelatihan bagi pekerja Migran Indonesia sangat dibutuhkan.

BACA JUGA: Gelar Pengabdian Masyarakat, Tim Hibah UMB Implementasikan Program Smart Green Kids

“UMB adalah universitas pertama yang datang ke Pinang melakukan pelatihan dan literasi. Semoga akan ada universitas lain dari Indonesia yang mengikuti jejak Universitas Mercu Buana melakukan pengabdian masyarakat di Pinang, Malaysia,” ujar Wanton Saragih.

Wanton berpesan kepada para pekerja migran Indonesia untuk melengkapi dokumen kerja sehingga pekerja dapat bekerja dengan tenang dan terlindungi.

Rektor Universitas Mercu Buana Prof Dr Andi Adriansyah, M.Eng menyampaikan tujuan pengabdian masyarakat ini agar dapat memanfaatkan teknologi terbaru bagi pekerja migran Indonesia baik teknologi yang membantu pekerjaan, teknologi media dan teknologi industri sehingga memaksimalkan capaian pekerjaan.

“Pemanfaatan teknologi secara humanis sehingga sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan TKI di sini. Penggunaan teknologi secara cerdas dengan emosi positif dalam membangun karier yang cemerlang,” ujar Rektor yang memiliki ahli robotik itu.

Wakil Rektor Bidang Sumber Daya UMB Rizki Briandana, Ph.D menyampaikan Universitas Mercu Buana berkomitmen membangun negeri melalui kegiatan Pengabdian Masyarakat bagi pekerja migran Indonesia.

Menuru Rizki sapaan akrab Rizki Briandana, agenda berikutnya setelah kegiatan saat ini di Malaysia kemungkinan akan berlangsung ke Taiwan, Hong Kong dan negara lainnya demi memberikan kontribusi yang optimal bagi pekerja migran Indonesia yang bekerja di luar negeri.

Rizki menjelaskan tema kegiatan pengabdian adalah health communication, media literacyand enchancing employee well being for Indonesian workers in Malaysia".

Ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat UMB Dr Dafit Feriyanto menekankan pentingnya peran perguruan tinggi dalam ikut serta memberikan pelatihan bagi pekerja Migran Indonesia yang bekerja di luar negeri khususnya yang bekerja Malaysia.

“Kami akan secara berkelanjutan untuk melakukan kegiatan ini, dalam upaya ikut serta berpartisipasi meningkatkan kualitas tenaga kerja Indonesia,” ujar Dafit.

Pada kesempatan itu, Ketua Permai Pulau Pinang Eddy Virgo menyampaikan apresiasi yang sangat tinggi pada Universitas Mercu Buana yang memberi perhatian pada PMI di Pinang.

Eddy berharap kerja sama pengabdian masyarakat dengan PERMAI (Pertubuhan Masyarakat Indonesia Pulau Pinang Malaysia) dapat terus berlanjut.

Rahmat (46), PMI yang menjadi peserta kegiatan ini merasa sangat senang dan mengapresiasi kegiatan ini karena para dosen dari Jakarta memiliki perhatian pada pekerja yang berada di Pinang.

Dia adalah salah satu pekerja migran Indonesia dari 300 peserta yang telah bekerja di Pinang selama 15 tahun dalam bidang manifaktur.

Menurut Rahmat sebagian besar pekerja migran Indonesia bekerja di Pinang bekerja di kilang (pabrik).(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler