jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Koperasi sedang merancang program-program terhadap pelaku bisnis Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) agar tepat sasaran.
Hal tersebut disampaikan Fiter Silaen, Kepala Bagian Perencanaan dan Anggaran Kementerian Koperasi dan UMKM dalam “Bincang Santai UMKM Alumi Unpad” melalui webinar, Sabtu (16/5).
BACA JUGA: Nevi Zuairina DPR Nilai Perppu 1/2020 Tidak Memihak Pelaku UMKM
Acara tersebut juga menghadirkan calon Ketua Alumni Unpad Dr Ary Zulfikar SH, MH, dengan moderator Dr. Dewi Tenty Septi Artiany, SH, MKn, MH, seorang Pengamat dan Penggiat UMKM.
Fiter menambahkan, pemerintah mendorong agar UMKM meningkatkan produknya, perlindungan hukum, standarisasi, sertifikasi dan perluasan akses pasar khususnya ke luar negeri.
BACA JUGA: Alhamdulillah, UMKM Dapat Subsidi Kredit Usaha, Berikut Nilainya
“UMKM jangan terpaku memasarkan produk di dalam negeri tetapi berorientasi ekspor. Untuk marketing dan pemasaran bisa melalui expo, diaspora yang di luar negeri bisa dimanfaatkan menjadi market intelijen sehingga UMKM akan semakin berkembang dan memiliki daya saing yang kuat,” jelasnya.
Ary Zulfikar, yang juga inisiator pengembangan UMKM berbasis alumni menyampaikan perkembangan yang sangat menggembirakan dari geliat bisnis UMKM yang digagasnya.
BACA JUGA: Jumlah Korban Corona di Sidoarjo Membeludak, Rekor Harian, Ini Data per Kecamatan
Sebagai salah seorang calon Ketua IKA Alumni Unpad, dia menawarkan program mengembangkan potensi bisnis UMKM berbasis alumni.
Sejak dideklarasikan UMKM Alumni Unpad pada 22 Februari 2020, pihaknya langsung bergerak cepat dengan melakukan pendataan produk produk UMKM alumni, dan sekarang ada sekitar 200 produk UMKM dalam media sosial instagram.
“Jumlah yang mendaftarkan produk untuk dipromosikan melalui instagram UMKM alumni semakin bertambah dari hari ke hari, dengan produk yang sangat beragam dan berkualitas,” jelas pria yang akrab dipanggil Azoo.
Pihaknya sangat optimis, jika potensi produk UMKM dikelola dengan baik, maka bisnis UMKM bisa berkembang.
Dari update harian instagram yang menampilan produk UMKM, jumlah visitornya juga terus meningkat.
“Dalam tujuh hari terakhir ini laman instagram yang menampilkan produk UMKM dikunjungi seribu orang,” terang Ary Zulfikar.
Karena itu untuk semakin mengembangkan bisnis UMKM, pihaknya menggagas aplikasi tunggal alumni ID pada 31 Maret 2020.
Tujuannya adalah untuk memperkuat jejaring alumni, sehingga pembentukan pasar bersama sebagai tempat memasarkan mempertemukan penjual dan pembeli bisa diwujudkan.
Selain itu, dalam proses pendataan produk alumni, ternyata ada pelaku UMKM Alumni Unpad yang telah berhasil menembus pasar Internasional.
"Kami juga ditawarkan kerja sama untuk memenuhi kebutuhan pasokan kopi, teh, produk pangan dan fashion ke Australia dan Maroko," ujarnya.
Untuk mewujudkan kerja sama tersebut, lanjut Ary, UMKM yang dibina ini juga difasilitasi kantor di Melbourne.
Sebenarnya terbuka kesempatan bagi UMKM untuk memasarkan produknya ke Timur Tengah.
"Kami akan mencoba untuk memfasilitasi pelaku UMKM, khususnya klaster yang kami bina untuk menembus pasar internasional," ucapnya.
Fiter Silaen menambahkan, pemerintah menitikberatkan kepada peningkatan eskalasi kelas UMKM, yang bisa menggerakan roda perekonomian, dan tidak terjebak pada kelas survival stage.
Namun meningkat terus hingga kemudian menjadi besar dan menjadi pilar menopang perekonomian negara yang pada saat pandemic covid-19 ini salah satunya bertumpu pada kekuatan bisnis UMKM.
Menurut Fiter sebagai bentuk dukungan terhadap potensi UMKM, pemerintah juga memberikan relaksasi-relaksasi pada berbagai sektor.
Misalnya relaksasi pajak, relaksasi perbankan, hingga harga khusus pendaftaran merek dan hak cipta, pendaftaran merek hanya Rp 500 ribu, dari harga normal sebesar Rp 1.800.000. Demikian juga untuk pendaftaran hak cipta sebesar Rp 200 ribu, dari harga normal Rp 400 ribu.
Sementara Dewi Tenty mengatakan pentingnya strategi marketing dan manajemen branding.
“Lebih mudah mengelola one branding dengan sistem merek kolektif, yaitu satu merek yang dikelola bersama-sama dan dijalankan oleh manajemen yang baik,” jelasnya.
Hal tersebut akan membawa kemajuan yang lebih besar dibandingkan jika dilakukan secara individu/parsial dari masing-masing pelaku UMKM.
Menurutnya dengan sistem yang terbentuk dalam satu wadah/kelompok usaha bersama seperti sistem koperasi akan semakin mudah untuk mengembangkan produk.
Di mana salah satu program pemerintah yaitu sebagai Buffer dan Penyokong, juga dalam pengadaan dana di LPDB, yang memberikan stimulus kepada koperasi, yang bahkan hingga sebesar Rp 1,8 triliun bagi Koperasi Simpan Pinjam.
“Tentunya akan membawa para pelaku UMKM semakin maju dan memiliki potensi untuk memiliki kesempatan bisnis yang lebih baik,” pungkasnya. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad