UMKM Berkontribusi Besar Terhadap Ekonomi Indonesia

Rabu, 08 Juli 2020 – 23:17 WIB
Ilustrasi pelaku UMKM. Foto: Antara

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Pemberdayaan Usaha Badan Koordinasi Penanaman Modal Randi Anwar mengatakan usaha mikro kecil menengah (UMKM) memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia.

Menurut Randi, kontribusi UMKM terhadap product domestic bruto (PDB) adalah 60,3 persen. "UMKM membuka lapangan kerja besar yakni 96,8 persen, dan berkontribusi terhadap investasi 58,2 persen dari total investasi," ungkap Randi dalam Webinar "Satukan Negeri, Majukan UMKM" yang digagas JPNN.com, Genpi.co dan BNI, Rabu (8/7).

BACA JUGA: Pengakuan Petugas Penginapan Soal Gadis Cantik yang Tewas di Bawah Ranjang Kamar

Dia juga menjelaskan sebelum adanya pandemi Covid-19, BKPM sudah ditargetkan merealisasikan investasi Rp 886,1 triliun. Dari target itu, yang sudah terealisasi Rp 210,7 triliun. Terdiri dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) Rp 112,7 triliun atau 53,5 persen, penanaman modal asing (PMAl Rp 98 triliun atau 46,5 persen.

Ia menuturkan sepanjang triwulan satu, investasi telah menyerap tenaga kerja sebanyak 303.085 orang. "Nah, ini kondisi sebelum Covid-19, karena Covid-19 itu mulai Maret dan seterusnya," jelasnya.

BACA JUGA: Sadis, Dedi Haryadi Hujani Paman dengan Tusukan, Berhenti Setelah Ibunya Teriak Allahu Akbar

Ia menuturkan setelah adanya pandemi Covid-19, maka target realisasi pun diubah. Dengan asumsi Covid-19 selesai Mei 2020, maka target yang semula Rp 886,1 triliun menjadi Rp 855,6 triliun. Kalau Juli 2020 belum selesai target realisasi turun menjadi Rp 817,2 triliun.

Dalam mencapai target, Randi menjelaskan bahwa BKPM memiliki enam key performance indicator atau KPI. "Dua di antaranya itu berhubungan dengan UMKM," katanya.

BACA JUGA: BKPM Dorong Investor Besar Bermitra dengan UMKM

Dia menjelaskan enam KPI itu adalah eksekusi realisasi investasi besar. Menurut Randi, ada target BKPM untuk mengurai investasi yang mangkrak senilai Rp 700 triliun. Sekarang ini, kata dia, sudah berhasil diurai sebesar Rp 400 triliun.

"Jadi sudah diselesaikan Kepala BKPM (Bahlil Lahadalia) dan timnya, dan masih ada sekitar Rp 300 triliun lagi yang harus dikerjakan untuk mengurai dan eksekusi investasi besar," ujarnya.

KPI kedua ialah perbaikan peringkat kemudahan berusaha. BKPM mengharapkan harus bisa naik dari sekarang urutan 73, menjadi 40 atau 50.

KPI ketiga, kata Randi, mendorong investasi besar untuk bermitra dengan pengusaha nasional khususnya UMKM untuk daerah proyek.

Dia menjelaskan bahwa arahan Presiden Joko Widodo alias Jokowi sudah jelas untuk memitrakan pengusaha nasional dan UMMK kepada investor asing yg masuk. "Itu harus dimitrakan dengan UMKM di daerah proyek itu. Ini yang sedang dikerjakan," jelasnya.

Keempat, penyebaran investasi berkualitas. Kelima, promosi investasi yang terfokus berdasar sektor dan negara. Keenam, mendorong peningkatan investasi dalam negeri khususnya UMKM.

BPKM juga sudah menyiapkan strategi menjaga iklim investasi saat pandemi Covid-19. Pertama, fasilitasi perusahaan existing yang sudah beroperasi. Kedua, fasilitasi potensi perusahaan existing yang belum tereksekusi. "Semua dibantu dipermudah pelayanan sampai tereksekusi," tegasnya.

BACA JUGA: Preman Bersenpi yang Kerap Pungli Sopir Truk Ini Akhirnya Diciduk Polisi, Lihat Tampangnya

Ketiga, ia menambahkan, mendatangkan invetasi baru. Keempat, memberikan insentif bagi perusahan existing yang melakukan ekspansi. (boy/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler