UMKM Jadi Incaran Fintech

Selasa, 29 Agustus 2017 – 09:49 WIB
Ilustrasi UMKM. Foto: Radar Kudus/JPNN

jpnn.com, SURABAYA - Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Jawa Timur (Jatim) menjadi target pembiayaan layanan financial technology (fintech) peer-to-peer (P2P) lending.

Salah satunya adalah Amartha Mikro Fintek yang menargetkan ekspansi ke seluruh Jawa pada semester kedua ini.

BACA JUGA: BI Segera Terbitkan Peraturan Fintech

Visual Communication Strategist Amartha Lydia Kusnadi menyatakan, pihaknya membidik area Jatim dan Jawa Tengah (Jateng) pada semester kedua tahun ini.

Kedua provinsi dinilai memiliki potensi UMKM yang besar.

BACA JUGA: Alhamdulillah, Terima Kasih Partai Perindo

’’Kami menyasar pendanaan bagi perempuan di pedesaan,’’ kata Lydia, Senin  (28/8).

Sebelum menjadi fintech pada 2016, Amartha bergerak di bidang group lending atau tanggung renteng sejak 2010.

BACA JUGA: Seribu Gerobak UMKM Dibagikan Gratis di Lamongan

Saat ini sudah ada 41 ribu mitra Amartha dengan penyaluran pembiayaan Rp 107 miliar.

’’Kami bisa mempertahankan non-performing loan nol persen,’’ klaim Lydia.

Seluruh mitra itu tersebar di 500 desa di Jawa Barat (Jabar), Jateng, dan Jatim. Khusus di Jatim, jumlahnya mencapai 700 mitra.

Sebagian besar mitra bergerak di bidang usaha perdagangan, pertanian, dan perkebunan.

Jumlah investor yang bergabung sejak 2016 mencapai 15 ribu investor.

Bukan hanya dari dalam negeri, investor Amartha juga berasal dari Eropa, Malaysia, dan Singapura.

Mayoritas investor yang bergabung berusia 40 tahun ke atas, disusul usia 30–40 tahun.

Amartha yang terdaftar di Direktorat Kelembagaan dan Produk Industri Keuangan Nonbank Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan imbal hasil rata-rata 15 persen per tahun bagi investor.

Bunga yang dikenai kepada mitra mencapai 25–30 persen per tahun.

’’Kami punya informasi lengkap tentang peminjam, termasuk ada skor kredit,’’ jelas dia.

Sebagai perusahaan fintech, Amartha tidak ingin bersaing dengan bank.

Pasar yang disasar berbeda, terutama dari sisi batasan alokasi pembiayaan.

’’Ketika sudah naik kelas dan membutuhkan kredit pembiayaan lebih besar, mitra bukan lagi target pasar Amartha,’’ tegas Lydia. (res/c14/noe)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kenaikan Penjualan Ritel Offline Lebih Besar Daripada Online


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler