UMKM Pertamina Raih Transaksi Hingga Rp 4,2 M di Inacraft 2024, Ternyata Ini Rahasianya!

Senin, 04 Maret 2024 – 16:48 WIB
Booth UMKM Pertamina di Inacraft 2024 mendapat respons positif dari pembeli potensial, baik dalam maupun luar negeri dan sukses memperkenalkan kerajinan lokal Indonesia ke masyarakat domestik dan mancanegara. Foto: Dokumentasi Humas Pertamina

jpnn.com, JAKARTA -  The International Handicraft Trade Fair (Inacraft) 2024 resmi ditutup pada Minggu (3/3).

Selama lima hari pameran berlangsung, 29 usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) binaan Pertamina berhasil meraih transaksi hingga Rp 4,2 miliar atau melesat 40 persen dari target Rp 3 miliar.

BACA JUGA: Hari Kedua, UMKM Binaan Pertamina Raih Transaksi Rp 1,3 Miliar di Inacraft 2024

Booth UMKM Pertamina mendapat respons positif dari pembeli potensial, baik dalam maupun luar negeri dan sukses memperkenalkan kerajinan lokal Indonesia ke masyarakat domestik dan mancanegara.

“Tingginya antusiasme pengunjung pada booth UMKM binaan Pertamina di ajang Inacraft 2024 terbukti dengan total penjualan yang diraih hingga mencapai Rp 4,2 miliar selama lima hari pameran berlangsung,” ujar VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso dalam keterangan resminya, Senin (4/3).

BACA JUGA: Puluhan UMKM Binaan Pertamina Mejeng di Inacraft 2024

Pada Inacraft 2024 ini, Pertamina menampilkan banyak UMKM baru, tetapi tetap dengan kualitas produk terbaik karena telah melalui proses kurasi yang sangat ketat.

Java Kulit Indonesia, UMKM asal Kota Balikpapan salah satu peserta Inacraft 2024 binaan Pertamina dengan produk yang sukses menarik perhatian banyak pengunjung meskipun di awal omsetnya kurang dari Rp 1 juta.

BACA JUGA: Dorong Pelaku Usaha Naik Kelas, Pertamina Hadirkan 29 UMKM di Inacraft 2024

Pemilik Java Kulit Indonesia Gilang tidak putus asa, melainkan semakin aktif memperhatikan karakteristik pengunjung yang berbeda dari konsumen pada umumnya di Balikpapan.

“Hari pertama saya memberikan diskon untuk produk tertentu, besoknya saya coba jual produk tanpa diskon, tujuannya untuk mengetes minat pasar," ujar Gilang.

Namun strategi tersebut gagal, karena tidak ada pengunjung yang melirik produknya apa lagi belanja.

Alhasil, omset di hari kedua pameran anjlok dari hari sebelumnya, yaitu dari Rp 7 juta menjadi Rp 750 ribu saja.

Menurut Gilang, adanya perbedaan selera fashion antara konsumen Balikpapan dan Jakarta menjadi salah satu kendala yang ia hadapi.

Oleh karena itu, produk yang kurang diminati dan old school ia jual dengan harga modal agar produksi produk tetap bisa berputar.

Kemudian, Gilang mulai menjajal konsep 'penasaran', di mana pengunjung diberikan informasi bahwa Balikpapan memiliki produk kulit asli yang berkualitas, serta produknya merupakan salah satu unggulan di kota yang berdekatan dengan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Strategi tersebut berhasil, pengunjung banyak berdatangan dan berbelanja sehingga omset pun meningkat berkali lipat, hingga ratusan juta rupiah.
Bahkan, Gilang mendapatkan penawaran dari buyer asal Singapore.

Untuk produk ikat pinggang kulit, warga negara Indonesia yang berdomisili di Malaysia ingin agar produknya dijual di House of Indonesia.

Buyer dari Amerika bahkan sudah minta penawaran untuk produk kaos dan kemeja kulit.

Untuk lebih menarik minat pengunjung, Gilang mengatakan bahwa Java Kulit merupakan produk Balikpapan yang berdekatan dengan IKN.

"Kami juga akan memberikan special price apabila membeli langsung di galeri Java Kulit di Balikpapan. Sementara untuk penawaran dari buyer akan kami tindak lanjut setelah pameran usai," pungkas Gilang.

Hal serupa juga dialami oleh Menday Craft, UMKM Rumah BUMN Serdang Bedagai Sumut dengan produk sandal slipper pandan dan tikar pandan laut sudah ludes terjual sejak hari ke-4.

Sebelumnya sudah sempat melakukan penambahan stok pameran hingga 3 kali, namun produknya kembali habis diborong.

Begitu juga dengan UMKM Lady’s Fashion and Creativity, UMKM binaan Rumah BUMN Aceh Tamiang ini menjadi incaran pengunjung pameran, khususnya produk rok lilit dengan bordiran khas Aceh, serta tas yang juga berhiaskan bordir.

Hingga hari terakhir pameran, booth nya tidak henti di sambangi pengunjung, terbukti 100 pcs tas bordir siap di kirim kepada pelanggan baru.

Hal ini membuktikan bahwa produk UMKM memiliki kualitas produk yang memiliki daya saing.

Di mana pada pameran bertaraf internasional ini, produk lokal memiliki level yang sejajar dengan brand-brand besar, dan mendapat respons positif dari pengunjung.

Ditemui di tempat terpisah, Fadjar menambahkan Pertamina akan terus berupaya menjadikan UMKM terus tumbuh semakin pesat setiap tahunnya, salah satunya dengan mendorong pelaksanaan pameran nasional khususnya di skala global, guna mendukung para pelaku UMKM binaannya yang berada di seluruh pelosok nusantara untuk dapat meningkatkan kualitas produk dan mengekspor produknya ke mancanegara.

Selain kemudahan akses permodalan, Pertamina memiliki program unggulan pembinaan UMKM antara lain UMK Academy dan Pertapreneur Aggregator, pelatihan modul e-learning dan offline, sertifikasi usaha, display produk di area publik seperti Terminal 3 SKH, hibah alat bantu, publikasi, pameran dan penjualan e-commerce.

Sejalan dengan visi tersebut, Pertamina berkomitmen mendukung pencapaian target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong serangkaian program yang memberikan dampak positif pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).

Semua inisiatif ini sejalan dengan implementasi Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh sektor bisnis dan operasional Pertamina.

Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian SDGs.

Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler