Umumkan Perpanjangan PPKM, Luhut: Kita Semua Lelah, Jangan Sia-siakan

Senin, 09 Agustus 2021 – 22:19 WIB
Tangkapan layar Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi yang juga Koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan dalam konferensi pers virtual Evaluasi dan Penerapan PPKM, Senin malam (2/8/2021). (ANTARA/Youtube Sekretariat Presiden)

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyatakan semua pihak kini dalam keadaan lelah.

Baik itu masyarakat, sukarelawan maupun petugas yang berperan aktif menghadapi pandemi COVID-19.

BACA JUGA: Pemerintah Sebaiknya Beri Beasiswa Bagi Anak yang Yatim Piatu Akibat COVID-19

Namun, ancaman pandemi COVID-19 masih berada di depan mata.

Karena itu, sangat penting semua pihak berperan aktif menjaga agar kelelahan yang dialami tak menjadi sia-sia.

BACA JUGA: Banyak Warga Papua Belum Mau Melakukannya, Danrem 174/ATW Lakukan ini

"Saya ingin menyampaikan semua kita lelah, bukan hanya petugas, masyarakat pun lelah. Oleh karena itu jangan sia-siakan kelelahan ini karena tidak disiplin," ujar Luhut dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Senin (9/8).

Luhut kemudian mengumumkan bahwa kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 2, 3 dan 4 di Pulau Jawa dan Bali diperpanjang hingga 16 Agustus 2021 dengan sejumlah penyesuaian.

BACA JUGA: Ada Lagi Saja Nih Oknum Penilap Bansos, Hukum Berat!

"Pemerintah mengedepankan masalah kehatian-hatian dengan baik. Jangan sampai perbaikan yang sudah dicapai susah payah kemudian menjadi sia-sia," ucapnya.

Menurut Luhut, Presiden Jokowi telah memberikan pengawasan dan arahan yang tepat dalam penanganan pandemi.

"Menurut pengalaman saya sebagai perwira TNI, arahan ini membuat keputusan cepat yang tidak dapat dibayangkan orang."

"Kalau teman-teman melihat ke dalam proses pengambilan keputusan ini bagaimana peran presiden dalam mengarahkan adalah langkah yang patut diapresiasi," katanya.

Sesuai keputusan dalam rapat kabinet, evaluasi untuk PPKM di Jawa Bali dilakukan setiap satu minggu sekali.

Untuk di luar Jawa Bali akan dilakukan setiap 1x dalam dua minggu.

"Penanganan di luar Jawa Bali tentunya tidak bisa serta merta dibandingkan dengan di Jawa Bali, karena tantangan di sana jauh lebih besar dibanding Jawa Bali."

"Contohnya dalam hal dukungan infrastruktur kesehatan. Pemerintah akan terus bekerja keras untuk mengendalikan pandemi di seluruh Indonesia," katanya.

Menurut Luhut, struktur penanganan pandemi COVID-19 saat ini sudah sangat baik.

"Karena presiden yang menjadi panglima paling tinggi dalam penanganan pandemi ini kemudian menko perekonomian dan saya sebagai komando-komando wilayah atau lapangan seperti organisasi militer juga."

"Tidak mungkin satu komando untuk semua itu, melihat luas rentang kendalinya."

"Karena itu, keputusan untuk menunjuk menko perekonomian untuk menangani luar Jawa Bali dan saya menangani Jawa Bali menurut saya sudah keputusan yang paling tepat," katanya.

Luhut juga mengatakan pemerintah tidak bisa bergerak sendirian tanpa keterlibatan peran serta dan juga kesadaran masyarakat.

"Masyarakat diharapkan memiliki kesadaran tinggi untuk berperan penuh dalam terus menjaga protokol kesehatan utamanya dalam melakukan penggunaan masker, agar kita semua dapat segera keluar dari badai pandemi ini," katanya.

Luhut kemudian menyebut data yang dimiliki terkait kepatuhan penggunaan masker.

Persentasenya mencapai 82 persen atau meningkat 5 persen dibandingkan Februari-Maret 2021.

Selanjutnya dalam hal peningkatan jumlah testing dan tracing (pelacakan), jumlah spesimen dan orang yang dites meningkat sangat signifikan hingga 3 kali lipat sejak Mei 2021.

Selain itu dari sisi tracing, keterlibatan dari TNI dan Polri, mampu meningkatkan jumlah kontak erat yang berhasil dilakukan tracing.

"Saat ini memang masih ada pencatatan yang dilakukan secara manual untuk aktivitas 'tracing' ini terutama karena keterbatasan akses internet untuk wilayah-wilayah perdesaan."

"Namun hal ini akan terus kami perbaiki dengan menambah jumlah digital 'tracer', 'tracer' lapangan dan juga sistem Silacak yang lebih adaptif untuk mengakomodasi 'tracing' kontak erat yang akan makin besar hari ke hari," pungkas Luhut.(Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler