Umur Setgab Tidak Akan Lama

Keputusan Bulat Namun di Lapangan Berbeda 180 Derajat

Selasa, 21 Desember 2010 – 09:23 WIB

JAKARTA - Umur Sekretariat Gabungan (Setgab) Koalisi pendukung SBY-Boediono diperkirakan sulit berlanjut jelang 2014 mendatang, maupun sesudahnyaSebab, keinginan Partai Demokrat akan banyak terganjal dan sulit terwujud karena banyaknya kepentingan dari masing-masing partai

BACA JUGA: Bantah Politisasi Timnas



Demikian diungkapkan pengamat politik LIPI Lili Romli di Jakarta, kemarin (20/12)
Menurutnya, peluang yang dibuka Partai Demokrat agar Setgab berlanjut pada 2014 lebih didasarkan pada keuntungan yang selama ini dirasakan Demokrat dari Setgab

BACA JUGA: Anggaran Panwas Pilkada Dipolitisasi

“Demokrat hampir dipastikan kembali membutuhkan dukungan politik pada 2014 setelah SBY lengser dari kursi presiden," katanya


Dijelaskan Romli, sulit bagi Partai Demokrat untuk membuka kembali peluang Setgab berlanjut setelah 2014, karena SBY tak dapat mencalonkan diri kembali pada 2014

BACA JUGA: Politisi Diminta Tak Manfaatkan Timnas

Dengan demikian riwayat Setgab diprediksi akan tamat.

Namun melihat banyaknya kepentingan masing-masing parpol dalam Setgab, dia meragukan bila keinginan Anas tercapaiDia menduga, sebelum Pemilu 2014  Setgab akan terpecah"Bisa saja pecah kongsi, karena pada pemilu nanti masing-masing partai punya kepentingan untuk menangDalam politik itu tidak ada kepentingan yang menyatukan, bisa jadi berpisah," ujarnya.

Keinginan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbanungrum untuk  tetap berkoalisi, menurut Romli, merupakan suatu kondisi yang objektifKarena sulit sekali ada parpol menjadi pemenang mutlak"Anas menginginkan tetap bergabung (koalisi) dengan calon yang didukung Demokrat nantinya," kata Romli.

Sebelumnya, Anas mengatakan Setgab yang terdiri dari Partai Demokrat, Golkar, PKS, PAN, PKB, dan PPP setidaknya didesain untuk menjadi koalisi permanen 2014Namun, tidak menutup kemungkinan untuk dilanjutkan setelah 2014 dengan tambahan formasi atau yang lainnya"Dimungkinkan untuk diperpanjang lagi kalau parpol-parpol koalisi sepakat," katanya

Anas menjelaskan, Setgab baru dimulai tahun 2010 dan dalam perjalanannya banyak agenda strategis yang telah diselesaikan“Ada sikap politik Setgab yang sama untuk isu-isu strategis, meskipun ada perbedaan sikap politik," ucapnya.

Sementara itu, Sekretaris F-PPP MRomahurmuziy mengatakan pola komunikasi di Setgab sepanjang tahun 2010 banyak diwarnai ketertutupan dan ketidakjujuran"Ada beberapa keputusan penting diputuskan secara bilateral (2 parpol), bukan secara multilateral (6 parpol) dalam forum Setgab," katanya kepada wartawan, di Jakarta, kemarin (20/12)Menurutnya, banyak keputusan yang seolah bulat di Setgab, namun ternyata di lapangan (Senayan) berbeda 180 derajatSebaliknya, ketika tidak ada kebulatan sikap di Setgab, misalnya soal RUUK DIY, diklaim seolah sudah ada kebulatan sikap Setgab

"Ke depan, pola komunikasi antar anggota Setgab harus mengedepankan kejujuran dan keterbukaanSetgab hanyalah forum komunikasi, bukan forum akuisisi, asimilasi, atau bahkan fusiKarenanya proses ‘sepakat untuk tidak sepakat' bukanlah hal tabu dalam pengambilan keputusanDan ini harus dihormati oleh seluruh anggota Setgab," ujar Romi, panggilan akrab Romahurmuziy.

Menurutnya, keberlanjutan Setgab sampai 2014 harus dipertahankan dengan perbaikan pola komunikasi, untuk mengawal jalannya kebijakan pemerintah dalam mempercepat peningkatan kesejahteraan.  "Namun membicarakan keberlanjutannya pasca 2014 masih terlalu diniKarena konstelasi politik pasca Pemilu 2014 masih sangat cair untuk dipastikan hari ini,” terangnya.

Prinsipnya, lanjut Romi, Setgab adalah instrumen politik non-formalKarenanya, keberadaannya bukanlah tujuan, melainkan hanya alat, untuk mengawal program peningkatan kesejahteraan masyarakat"Tidak boleh lagi ada agenda politik terselubung dalam Setgab, apalagi menggunakannya sebagai bargaining atas kondisi politik tertentu," pungkasnya(dms)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Golkar Anggap PT 7 Persen Lebih Realistis


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler