UN SD 2019, Bobot Soal Dinaikkan

Rabu, 14 November 2018 – 08:31 WIB
Siswa SD di kelas. Foto: FITRIANI/ RADAR KALTARA/JPNN.com

jpnn.com, MALANG - Mempersiapkan diri menghadapi UN SD 2019 (Ujian Nasional Sekolah Dasar Tahun 2019), sekolah di Kota Malang, Jatim, sudah ancang-ancang menggelar try out.

Ini terbukti dari sudah siapnya sekolah dalam membuat soal try out meski belum berganti tahun. Biasanya, soal try out UN disusun setelah pergantian tahun.

BACA JUGA: Guru Harus Mampu Bangkitkan Penalaran Siswa

Persiapan lebih matang ini untuk mengantisipasi dinaikkannya bobot soal UN 2019. Hal ini sesuai dengan keputusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Kedua, format ujian tidak lagi lewat ujian tulis, namun melalui komputerisasi.

Membuat format ujian manual ke komputerisasi bukan sekadar mentransfer soal ke komputer. ”Kami harus memperhitungkan bobot soal dengan waktu penyelesaian. Kalau manual, satu soal bisa dua menit lebih. Kalau dengan komputer, semenit per soal,” kata Ketua Gugus 3 Dinoyo Ratnaningsih SPd.

BACA JUGA: Pak Didik Bantah Kabar UN 2019 Tiga Kali

Pembuatan soal ini dilakukan masing-masing gugus. Setiap gugus wajib membuat 24 model soal try out. ”Karena modelnya komputerisasi, kami buat model soalnya banyak,” kata dia. Itu pun, soal-soal yang sudah dibuat masih perlu diujikan di komputer milik sekolah.

BACA JUGA: Aturan Baru: Nilai Lebih dari 55 Boleh Ikut UN Perbaikan

”Selama uji coba, tidak hanya soalnya saja yang diuji. Nanti ada simulasi menghitung sesi ujian bisa seberapa lama,” kata perempuan yang sekaligus kepala SDN Dinoyo 2 ini.

Dari hasil hitungannya, jika di SDN Dinoyo 2 ada 114 siswa kelas enam, maka ada tiga hingga empat sesi per mata pelajaran yang diujikan. Sementara itu, ada penilaian berbeda dari Waka Kesiswaan SDN Dinoyo 1 Joko Raharjo.

Dia menilai, pembuatan soal di tahun 2019 tergolong terlalu cepat. ”Kan kami masih mengalami masa transisi saat membuat soal dari 2017 ke 2018, tiba-tiba berubah lagi,” kata dia.

Joko menyatakan, muatan soal try out setidaknya harus mengikuti pola ujian sesungguhnya. Di UN, bobot soal dibuat sebesar 20–25 persen oleh pusat. Sedangkan 75–80 persen disiapkan guru yang tergabung di Kelompok Kerja Guru (KKG).

Pembuatan soal harus mempertimbangkan model higher-order thinking skill (HOTS) atau soal-soal yang memiliki tingkat kesulitan lebih tinggi.

Untuk simulasi, dia menilai simulasinya akan terasa lebih lama. ”Ini kami masih terus mengajari anak-anak belajar soal lewat komputer. Kami sediakan per mata pelajaran ada 50 soal,” kata dia.

Estimasi waktu yang diberikan sekitar 199 menit. Tapi, melihat kondisi anak-anak masih belum terbiasa dengan latihan soal, saat simulasi justru memakan waktu lebih dari 199 menit. ”Ya itu juga karena komputernya kurang, jadinya lama menunggu,” kata dia. (san/c1/riq)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemendikbud Akui Nilai UN Matematika dan IPA Turun Drastis


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler