Uncen Heboh! Dosen Demo Mahasiswa, bukan Sebaliknya...

Jumat, 27 Mei 2016 – 07:31 WIB
Suasana demo di Universitas Cenderawasih. Foto: Cenderawasih Pos

jpnn.com - JAYAPURA - Suasana aneh muncul di depan gapura Universitas Cenderawasih, Waena Jayapura, Kamis (26/5). Demonstrasi terjadi. Namun kali ini, tak seperti biasanya. Bukan mahasiswa yang beraksi, namun dosen yang mendemo mahasiswa.

Dari pantauan Cenderawasih Pos, aksi ini dipicu oleh penutupan gerbang oleh sekelompok mahasiswa, sehingga kegiatan perkuliahan tak bisa dilakukan. Dosen dan staf pengajar bereaksi. Kemudian, sejumlah mahasiswa, di luar kelompok yang memalang kampus, juga ikut bergabung dengan kelompok dosen.

BACA JUGA: Geledah Rumah Besar Tersangka Ini, 10 Petugas KPK harus Kuras Tenaga

Umumnya demo di kampus biasanya mahasiswa yang berada di luar pagar dan berorasi, tapi kali ini justru mahasiswa yang di berada di dalam pagar dan dosen yang berada di luar pagar. Kedua kubu juga sama-sama berorasi menggunakan pengeras suara dengan jarak sekitar 15 meter saja, hanya dibatasi dengan pagar besi. Membingungkan. 

Perwakilan dosen, Daniel Dawan yang sempat berorasi menyampaikan bahwa pihaknya menginginkan tak ada gesekan antara dosen dengan mahasiswa, yang diinginkan hanyalah aktivitas perkuliahan berjalan normal. 

BACA JUGA: KPK Geledah Rumah Para Tersangka di Bengkulu

“Kami menganggap ini antara orangtua dan anak sehingga tak perlu ada cara yang kurang elok. Kami juga menginginkan kuliah ini berjalan seperti biasa. Sebab ini menjadi tanggung jawab kami dengan Tuhan kalau gagal membuat mahasiswa cerdas,” ucapnya.

Namun situasi ini sempat pecah ketika pagar ditutup dan para dosen sudah berada di depan gapura, tiba-tiba dari arah mahasiswa yang jumlahnya sekitar 40 orang ini langsung melempar batu dan salah satu dosen FKIP, Paul Johan Kawatu yang saat itu berada cukup jauh dari gerbang, justru terkena lemparan. 

BACA JUGA: Usai Bentrokan di Timika, Sekda Minta PNS Kembali ke Kantor

Akibat lemparan ini bagian mata kanan dosen berkacamata ini mengeluarkan darah dan langsung dilarikan ke RS Dian Harapan. Dosen yang sering dipanggil Pak John sendiri rencananya membacakan pernyataan sikap untuk diserahkan ke rektor. 

Pantauan Cenderawasih Pos, saat dibaringkan sebelum dilakukan operasi, bagian mata kanannya terlihat bengkak dan masih mengeluarkan darah. Namun meski terbaring ia sempat menyampaikan bahwa ia ikhlas dengan kondisinya asal pintu gerbang dibuka. “Tidak apa saya seperti ini asal pintu bisa dibuka dan tak ada lagi pemalangan, biarkan anak-anak kuliah,” katanya.  

Beberapa poin dari pernyataan sikap dosen menyatakan bahwa mereka sebenarnya mendukung kebijakan afirmasi bagi orang asli Papua di Uncen, mendukung hak untuk bekerja dan belajar serta bebas dari diskriminasi dan intimidasi. Poin lainnya yaitu meminta pimpinan Uncen menindak tegas siapa saja yang menyampaikan aspirasi dengan cara memalang, menolak Uncen dijadikan tempat demo bagi kelompok di luar Uncen, meminta pimpinan Uncen menindak tegas bentuk premanisme dan anarkisme oleh onum mahasiswa maupun orang luar.

Selain itu mereka juga meminta Ketua Progdi, Ketua Jurusan dan para dosen untuk mengidentifikasi mahasiswa yang selama ini kerap berulah, melakukan pengancaman, pemaksaan kehendak dan sikap anarkis untuk diberikan sanksi termasuk dikeluarkan dari Uncen. Para dosen juga meminta aparat keamanan ikut dilibatkan dalam pengamanan serta mengusut siapa saja mahasiswa yang mengancam dan melecehkan rektor untuk melakukan kudeta. 

Dari pernyataan ini, muncul omongan-omongan lepas bahwa selama ini akademisi Uncen memang kerap mendapat intimidasi dari oknum mahasiswa maupun kelompok luar yang kerap memprovokasi mahasiswa. 

Pantauan Cenderawasih Pos sekitar pukul 12.00 WIT beberapa pimpinan organisasi mahasiswa baik Ketua BEM, Doni Gobay maupun Ketua MPM Pontius serta mantan Ketua MPM, Leo Himan yang mencoba memfasilitasi dan memberikan penjelasan ternyata ikut diusir karena dianggap tidak mendukung upaya pemalangan.

Untungnya situasi tegang antara sesama mahasiswa ini segera normal kembali dan setelah membacakan pernyataan sikap, para dosen berdoa dan pergi meninggalkan lokasi kampus. Informasi yang diperoleh Cenderawasih Pos, sekitar pukul 15.10 WIT pintu gerbang kampus Uncen Waena akhirnya dibongkar oleh anggota Dalmas Polres Jayapura Kota dan dirobohkan setelah ada koordinasi antara pihak Uncen dengan Wakapolda Papua. 

Kapolsek Abepura, Kompol Marthen Asmuruf menjelaskan bahwa pihaknya tak bisa serta merta mengambil tindakan lantaran harus ada petunjuk yang jelas dari pimpinan apakah polisi segera bersikap atau menunggu upaya mediasi. “Kami tidak bisa langsung bertindak walau kemarin mereka sudah bersurat. Perlu ada MoU antara Uncen dengan Polda seperti yang dilakukan kampus-kampus besar lainnya di luar jadi kalau ada apa-apa semua sudah diatur,” singkatnya. (ade/nat/adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelanggar Aturan Lalu Lintas Dihukum Baca Selawat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler