jpnn.com, JAKARTA - Politikus Partai NasDem Irma Suryani Chaniago menilai program food estate yang dijalankan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak bisa dikatakan gagal.
Menurut Uni Irma, program food estate adalah program jangka panjang pemerintah Jokowi - Ma'ruf Amin, sehingga hasilnya tidak bisa diharapkan instan.
BACA JUGA: Jubir Anies Sebut Food Estate Cenderung Otoriter, Mirip Program China dan Uganda
Dia menyebut program tersebut dibuat dalam rangka memperkuat ketahanan pangan Indonesia ke depan.
Dalam pelaksanaannya, tanah yang dijadikan food estate harus diolah terlebih dahulu agar PH tanahnya sesuai dengan tanaman yang akan ditanam. Kemudian mempersiapkan irigasi selain alsintan yang modern.
BACA JUGA: Cara Kaesang Berpidato Lebih Menarik dari Gaya Bapaknya
"Saya berpendapat tidak bisa dikatakan program ini gagal, hanya karena saat ini produksi beras turun yang kemudian berakibat harga beras naik," ujar Uni Irma.
Politikus Senayan itu menyebut dari data yang dimilikinya, kekeringan akibat El Nino menyebabkan petani tidak bisa tanam. Kondisi tersebut mengakibatkan produksi dalam negeri turun dan akibatnya harga beras naik.
BACA JUGA: Cak Imin Buka Gembok Basis NU, Elektabilitas Anies Baswedan Langsung Melejit
"Sementara food estate masih berproses, cetak sawah baru, kan, harus di-support dengan irigasi. Selain itu, food estate juga bukan melulu sawah untuk padi, tetapi juga untuk bawang (palawija," tuturnya.
Oleh karena itu, jika ingin ke depan food estate menghasilkan padi dan palawija sesuai target jangka panjang, maka yang harus dilakukan pemerintah adalah membuat irigasi yang modern karena problem utama pertanian adalah irigasi dan pupuk.
Selain itu, kata Irma, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo juga telah sudah bekerja sangat keras. Hal itu dibuktikan dengan banyak penghargaan yang diterimanya.
"Bayangkan, di masa pandemi Kementan salah satu sektor yang mampu tumbuh. Jangan juga prestasi itu dinafikkan, karena pertanian kita masih bergantung pada kondisi cuaca alam," tutur Uni Irma.(fat/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam