Unik...Angkot di Bandung Sekarang Ada Perpustakaannya

Sabtu, 17 Desember 2016 – 07:59 WIB
Pelajar membaca buku dari perpustakaan mini di salah satu angkot di Bandung. Foto: dok jpnn

jpnn.com - BANDUNG - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung melengkapi 14 armada angkutan umum (angkot) di Kota Bandung dengan perpustakaan mini.

Program anyar ini dimaksudkan untuk membuat angkutan umum lebih menarik bagi warga.

BACA JUGA: Warga Ngamuk, Taruh Meja di Tengah Jalan

"Selama di perjalanan, penumpang bisa sambil membaca buku di angkot yang diberi nama Angkot Pintar (Antar)," ujar Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung, Didi Rurwandi kepada wartawan, Jumat (16/12).

Didi mengatakan, keempat belas angkot tersebut yakni Margahayu-Ledeng 5 unit, Kalapa-Ledeng 3 unit, Sederhana-Cimindi 6 unit. 

BACA JUGA: Eh Eh,..Dua Bus Pekerja dari Tiongkok Kabur Hindari Imigrasi

Program ini terinspirasi dari Perpustakaan Angkot yang digagas seorang sopir angkot di Soreang. Kemudian diadaptasi oleh Dinas Perhubungan Kota Bandung yang bekerjasama dengan Komunitas Rindu Menanti.

"Jadi ini kita launching angkot pintar inisiasi terispirasi oleh angkot Soreang-Leuwipanjang dan Kang Fahmi (Komunitas Rindu Menanti). Kita ingin jadi gerakan massif," tambah Didi.

BACA JUGA: Mutiara pun Dipasok dari Tiongkok

Menurut Didi, hadirnya angkot ini selain untuk membangun budaya literasi. Hadirnya buku-buku itu juga untuk memakmurkan sopir angkot. Sehingga masyarakat kembali berminat untuk naik angkot. 

"Jadi bukan hanya membuat angkot menjadi ramai, tapi berfaedah. Ini salah satu program kita untuk meningkatkan daya tarik angkot," terang Didi.

Didi melanjutkan, kenapa program angkot pintar dan Jumat ngangkot ada kemiripan, hal tersebut didasari tujuan yang sama yaitu bagaimana caranya warga Kota Bandung kembali menggunakan angkutan umum dalam kegiatan sehari-hari.

"Selama dua tahun terakhir sekitar 40 persen warga Bandung sudah beralih ke kendaraan pribadi. Mungkin, dengan adanya buku bacaan di dalam angkot bisa menarik minat warga menggunakan kendaraan umum," terangnya.

Ditanya soal ketersediaan buku, Didi menyebut, untuk saat ini baru donasi secara perorangan. Didi berharap, kedepannya ada pihak swasta yang ikut mendonasikan buku.

"Sekarang aja suka ada yang hilang entah lupa simpan atau di ambil penumpang, tapi tidak masalah sepanjang buku itu dibaca, asal jangan mentang-mentang dibiarkan penumpang malah sengaja ngambil," jelasnya.

Kata Didi, kedepannya program tersebut akan terus digalakkan termasuk sosialisasi kepada semua sopir angkot, bahkan tidak menutup kemungkinan didalam Damri dan TMB juga akan disediakan buku serupa.

"Sementata ini angkot dulu karena Damri dan TMB sudah ada daya tarik tersendiri. Sekarang tinggal melakukan sosialisasi dan memperbaiki fasilitas angkotnya," imbuhnya 

Sementara itu, Rosihan Fahmi dari Komunitas Rindu Menanti mengatakan, Angkot Pintar ini sebetulnya sudah hadir sejak 2 Desember 2015 lalu.

"Saat itu baru ada 5 angkot," katanya. 

Bukunya dari donatur, dengan dikontrol di halte. Sementara untuk angkot Margahayu-Ledeng di kontrol di pemberhentian angkot Jalan Riau.

"Saat ini, buku-buku yang ada di angkot masih beragam. Namun dari poling yang dibuat oleh Dishub, yang paling diminati adalah buku-buku ringan, seperti komik atau buku motivasi," katanya.

Sementara itu, Ketua Komisi C DPRD Kota Bandung Entang Suryaman mengatakan, belum saatnya Dishub Kota Bandung memiliki program baru.

"Program yang lama saja tidak jelas. Tidak ada yang berjalan dengan baik," kata Entang.

Karenanya, Entang menambahkan, seharusnya Dishub Konsentrasi saja terhadap program yang sudah ada.  

"Lebih baik, program yang sudah ada dimaksimalkan saja dulu, seperti Jumat ngangkot dan tombol bahaya untuk angkutan umum yang masih dalam  bahaya," tegasnya.

Perpustakaan dalam angkot, menurut Entang tidak akan efektif. Mengingat, jarak tempuh angkot di Kota Bandung tidak jauh. 

"Kan trayeknya pendek-pendek, orang belum selsai baca sudah sampai tujuan. Kecuali kalau trayeknya panjang," terangnya.

Selain itu, menyimpan buku di dalam angkot, akan membuat ruang gerak penumpang jadi lebih sempit. "Penumpang akan lebih tidak nyaman," tambahnya. 

Entang bahkan menyebutkan kemungkinan tindak kejahatan dengan modus baru, membaca di angkot, padahal berniat untuk mencopet.

"Jadi pada dasarnya, bukan saya tidak setuju dengan inovasi Dishub, tapi sekarang belum waktunya memulai program baru," pungkasnya.

Salah seorang sopir angkot jurusan Margahayu-Ledeng, Utang Sayudin (53) mengatakan, hadirnya buku bacaan di dalam angkot (angkot pintar) sangat membantu penumpang yang merasa jenuh ketika kendaraan terjebak macet.

"Kalau kondisi lulintas lancar mungkin penumpang hanya sekilas membaca karena rutenya dekat. Tapi, kalau terjebak macet itu sangat membantu, mereka bisa membaca, jadi tidak bosan," jelasnya.

Utang mengaku, sejak digulirkannya program angkot pintar 2 Desember 2016 memang belum terjadi peningkatan penumpang yang signifikan serta belum berpengaruh pada pendapat. 

Namun, kata dia, secara tidak langsung penumpang yang naik kendaraanya bisa menambah wawasan.

"Ya' mungkin perlu waktu, program ini juga kan belum lama. Mudah-mudahan saja nantinya banyak penumpang yang tertarik naik angkot lagi dan pendapatan juga semakin bertambah," tandasnya. (arh/mur/dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Prioritaskan Soal Sengketa Kewenangan di Batam


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler