jpnn.com, JAKARTA - Hubungan kerja sama antara Indonesia dan Filipina makin erat melalui inisiatif kolaborasi di bidang pengembangan industri halal.
Universitas Bakrie, melalui Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, memainkan peran sebagai tuan rumah dalam program pelatihan Short Course on Halal Food Standard Compliance from Concept to Implementation.
BACA JUGA: Malaysia Menghadapi Gelombang Baru Covid-19, Mutasi dari Indonesia dan Filipina
Program ini merupakan hasil kerja sama antara Universitas Bakrie, Commission on Higher Education (CHED) pemerintah Filipina, dan Kedutaan Besar Filipina di Jakarta.
Berlangsung di Jakarta pada 10–19 November 2024, pelatihan ini diikuti oleh 25 akademisi dari berbagai perguruan tinggi di Filipina, khususnya yang terkait dengan bidang industri halal, termasuk teknologi pangan, ilmu gizi, pariwisata, kuliner, dan agribisnis.
BACA JUGA: Indonesia dan Filipina jadi Sasaran Teroris
Melalui kegiatan ini, diharapkan para peserta dapat mendorong pendidikan seputar industri halal masuk ke dalam kurikulum pendidikan tinggi pada bidang masing-masing.
Sebagai bagian dari rangkaian program ini, Universitas Bakrie dijadwalkan kembali menyambut delegasi berikutnya pada akhir bulan November ini.
BACA JUGA: Halalin Ikuti Forum Bergengsi di Makkah untuk Perkuat Industri Halal Melalui Kolaborasi Global
Selama pelatihan, peserta mempelajari berbagai aspek mendasar tentang halal yang diajarkan oleh dosen Universitas Bakrie, di antaranya Dr. Kurnia Ramadhan dan Dr. Anton Apriyantono, yang sangat berpengalaman sebagai auditor halal di Indonesia, juga melibatkan pakar dari lembaga sertifikasi halal nasional.
Materi yang disampaikan mencakup pentingnya industri halal dalam konteks global, prinsip dasar konsep halal, kriteria dan proses sertifikasi halal, hingga pembahasan mengenai rantai pasok halal dan industri pariwisata halal.
Untuk memperkuat pemahaman, peserta juga diajak mengunjungi dan belajar langsung di fasilitas produksi di Indonesia, seperti PT Yili Indonesia Dairy, PT YoyiC Dairy Indonesia, dan PT Aerofood Indonesia. Kunjungan ini memberikan contoh praktik terbaik tentang bagaimana standar halal diterapkan di lini produksi massal.
Sebagai bagian dari kegiatan, peserta melakukan kunjungan kehormatan ke Kedutaan Besar Filipina di Jakarta dan disambut oleh Duta Besar Filipina, H.E. Gina Alagon Jamoralin.
Dalam kesempatan tersebut, Duta Besar Gina menyampaikan, "Kolaborasi ini bukan hanya tentang pembelajaran, tetapi juga mempererat hubungan antara kedua negara. Kami yakin bahwa pengetahuan yang diperoleh peserta akan memberikan kontribusi besar bagi pengembangan industri halal di Filipina".
Pada hari terakhir pelatihan, peserta dibagi dalam kelompok kecil dan diminta mempresentasikan rencana aksi yang dirancang untuk mengimplementasikan pendidikan tentang industri halal di perguruan tinggi masing-masing.
Rektor Universitas Bakrie, Prof. Sofia Alisjahbana kemudian menyerahkan sertifikat kelulusan program kepada para peserta.
"Program ini menunjukkan bagaimana Universitas Bakrie dapat berperan aktif sebagai jembatan pertukaran ilmu pengetahuan antara Indonesia dan Filipina, mendukung kedua negara dalam membangun industri halal yang berkelanjutan," ujarnya.
Dr. Kurnia Ramadhan, salah satu pengajar dalam program ini yang juga Ketua Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Bakrie, menambahkan sejak 2012, Universitas Bakrie telah mengintegrasikan pendidikan industri halal ke dalam kurikulum.
"Dalam pelatihan ini, kami berbagi ilmu yang dapat diimplementasikan langsung oleh peserta. Ini adalah langkah untuk memperkuat posisi Filipina dalam industri halal global," ujarnya.
Filipina memiliki potensi besar dalam mengembangkan pariwisata halal dan industri makanan halal, yang semakin diminati oleh pasar global.
Berdasarkan Philippine Halal Industry Development Strategic Plan 2023–2028, pasar halal global diproyeksikan mencapai 7,7 triliun dolar AS pada 2025.
Short Course on Halal Food Standard Compliance ini diharapkan menjadi pijakan awal untuk mengintegrasikan konsep halal ke dalam kurikulum pendidikan tinggi pada bidang studi terkait di Filipina.(ray/jpnn)
Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean