Universitas Terbuka Jadi PT dengan Mahasiswa Terbanyak, Lonjakannya Fantastis

Jumat, 23 September 2022 – 21:17 WIB
Ilustrasi - Wisuda IIQ Jakarta ke-23 digelar secara luring di Gedung Universitas Terbuka Convention Center, Tangerang Selatan, Banten Kamis (15/9/2022). Foto: IIQ Jakarta.

jpnn.com, JAKARTA - Universitas Terbuka (UT) menjadi perguruan tinggi terbanyak mahasiswanya. Hingga saat ini tercatat jumlah mahasiswa UT sebanyak 412.041.

Selain itu, dari total mahasiswa yang melakukan registrasi di semester kedua tahun 2022, jumlah mahasiswa baru meningkat lebih dari 100% dibanding semester sebelumnya.

BACA JUGA: Bambang Soesatyo Dukung Universitas Terbuka Terjun ke Dunia Metaverse, Ini Harapannya

"Peningkatan yang sangat signifikan ini merupakan pertama kali, setidaknya dalam 10 tahun terakhir," kata Rektor UT Prof Ojat Darojat dalam siaran pers, Jumat (23/9).

Di tengah makin banyaknya perguruan tinggi yang menawarkan pembelajaran daring, lanjut Prof Ojat bertambahnya jumlah mahasiswa baru ini menunjukkan bahwa UT tetap menjadi pilihan utama bagi mereka yang menghendaki kuliah jarak jauh dan daring.

BACA JUGA: Kombes Sunandar Terharu, Universitas Terbuka Angkat Citra Polri di Tengah Keterpurukan

Pertambahan jumlah mahasiswa ini juga tidak lepas dari edukasi publik yang sangat masif yang dilakukan UT Pusat dan seluruh UPBJJ-UT. 

"Masyarakat makin memahami bahwa UT telah sangat siap dengan online pedagogi yang didukung oleh layanan bantuan belajar yang sangat mumpuni," terangnya.

BACA JUGA: Universitas Terbuka Kembali Luluskan 28 PMI Hong Kong, Prof Ojat Menitipkan Pesan

Selain itu, komposisi mahasiswa berdasarkan usia juga menunjukkan perubahan yang sangat signifikan. Saat ini, hampir 70% mahasiswa UT berusia di bawah 30 tahun. Komposisi ini berbanding terbalik dengan keadaan 10 tahun ke belakang.

Perubahan ini mencerminkan bahwa masyarakat muda usia semakin memahami dan membutuhkan perkuliahan yang fleksibel dan berbasis teknologi. Sebagai informasi, 87% mahasiswa UT sudah bekerja yang tentu memerlukan kuliah yang sesuai dengan waktu mereka.

Dengan kata lain, berkerja dan kuliah bisa dilakukan secara bersamaan tanpa saling mengganggu. Hal inilah merupakan salah satu misi awal didirikannya UT.

Saat ini, UT tengah menunggu terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) tentang UT PTNBH. Dengan status baru sebagai perguruan tinggi negeri berbadan hukum (PTNBH), UT akan memperoleh banyak keuntungan, termasuk dalam bidang akademik dan non-akademik. 

Dalam bidang akademik, UT memiliki keleluasaan dalam membuka program studi baru sehingga dapat merespons dengan cepat tuntutan masyarakat akan program studi baru. Selain itu, dalam bidang keuangan, UT memiliki keleluasaan dalam pengelolaan keuangan. 

Terkait jumlah mahasiswa, jika dihitung mahasiswa yang aktif, tetapi tidak melakukan registrasi pada semester ini, jumlah mahasiswa UT mencapai lebih dari 700 ribu orang. Karena mengusung prinsip openess, mahasiswa UT bisa berhenti dan melanjutkan kuliah sesuai ketersediaan waktu mereka.

"Tidak ada batasan lama studi, termasuk tidak ada prinsip drop out (DO). Ini adalah prinsip yang diusung semua perguruan tinggi jarak jauh di seluruh dunia," terangnya.

Rektor Ojat menjelaskan untuk menjaga kualitas, terutama jumlah mahasiswa yang sangat banyak, selain mengundang Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) dan Badan Sertifikasi ISO, UT secara berkala mengundang Quality Reviewer dari the International Council for Open and Distance Education (ICDE) untuk mengkaji semua proses bisnis yang dijalankan UT. 

UT adalah satu-satunya perguruan tinggi jarak jauh di Asia yang mengundang Quality Reviewer dari ICDE. 

"Upaya peningkatan jumlah mahasiswa terus diupayakan. Tahun depan, jumlah mahasiswa ditargetkan menjadi 750 ribu orang," tuturnya. 

Peningkatan jumlah mahasiswa ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam meningkatkan Angka Partisipasi Kasar Perguruan Tinggi (APK PT).

UT merupakan satu-satunya mitra strategis pemerintah untuk meningkatkan APK PT karena dengan massive education melalui UT target tersebut bisa diakselerasi. Oleh karena itu, Rektor UT, Prof. Ojat Darojat, M.Bus., Ph.D. dalam berbagai kesempatan menggaungkan program wajib kuliah. 

Hal itu terakhir dikemukakan di hadapan Ketua MPR H. Bambang Soesatyo saat acara puncak Dies Natalis UT ke-38 di UT Pusat dengan harapan bahwa gagasan itu bisa didukung pemerintah. (esy/jpnn)


Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler