jpnn.com, JAKARTA - Sebanyak 19 pekerja migran Indonesia di Korea Selatan (Korsel) akhirnya bisa menuntaskan pendidkan tingginya di Universitas Terbuka (UT).
Hal itu ditandai dengan penyerahan ijazah kepada wisudawan UT Korsel 2020 secara daring.
BACA JUGA: Gandeng Universitas Terbuka, MPR Intensifkan Sosialisasi 4 Pilar
Menurut Rektor UT Prof Ojat Darojat, keberadaan UT adalah menyediakan akses dan pemerataan pendidikan tinggi bagi seluruh warga negara Indonesia termasuk mereka yang tinggal di luar negeri.
Mendukung misi tersebut, UT telah menjalin kerja sama dengan Kementerian Luar Negeri dalam peningkatan akses dan penyelenggaraan layanan pendidikan tinggi di luar negeri, melalui Sistem Pendidkan Terbuka dan Jarak Jauh.
BACA JUGA: Suriah Memulangkan 60 WNI Pekerja Migran Ilegal ke Tanah Air
Nota kesepahaman itu salah satunya diwujudkan melalui dukungan pimpinan dan staf KBRI serta KJRI, di berbagai negara termasuk Korsel.
"Ini hal luar biasa di mana orang-orang Indonesia di luar negeri masih memungkinkan menikmati layanan pendidikan tinggi jarak jauh. Kesempatan ini bisa tercipta karena dukungan Menteri Luar Negeri," kata Prof Ojat dalam sambutannya saat upacara penyerahan ijazah secara virtual, Sabtu (10/10).
BACA JUGA: Lulus SNMPTN 2020, Sebanyak 100 Calon Mahasiswa Baru UT Dapat Beasiswa
Hampir setiap tahun, KBRI Seoul, Korsel selalu memfasilitasi penyerahan ijazah bagi wisudawan UT.
Upacara penyerahan ijazah ini dihadir pengurus kelompok belajar mahasiswa UT Korea, Kepala Pusat Pengelolaan Mahasiswa Luar Negeri Dewi Padmo MA PhD, dari Kedubes RI-Seoul, dan perwakilan Kemenlu.
Pada kesempatan tersebut, Prof Ojat juga memberikan apresiasi kepada para pengurus kelompok belajar mahasiswa UT Korea yang tetap intens mendampingi para wisudawan, meski tengah sibuk menjalani kuliah S2 dan S3.
"Saya berikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para pengurus kelompok belajar mahasiswa UT Korea. Kalau sudah menyelesaikan S2 dan S3, kembalilah ke Indonesia dan bergabung dengan UT menjadi tenaga pendidik," tuturnya.
UT, lanjut Prof Ojat, selalu memberikan kesempatan bagi penerima beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) maupun beasiswa S2 dan S3 lainnya, untuk menjadi tenaga pendidik begitu menyelesaikan studinya.
"Jadilah tenaga pendidik di UT karena UT kini jadi brand mark Pendidkan Jarak Jauh (PJJ). Bahkan kini UT diberikan amanah Kemendikbud mengembangkan digital ekosistem," ucapnya.
Saat ini, sedang dikembangkan UT Siber (UTS) yang merupakan representasi dari Indonesian Cyber Education (ICE) Institute.
ICE Institute merupakan marketing galery dari online learning yang dibuat oleh UT.
Dengan demikian seluruh perguruan tinggi yang akan melaksanakan pembelajaran online, marketing galery-nya dibuat di UT.
"Ini kepercayaan sangat besar pemerintah pada UT. Di mana seluruh perguruan tinggi diminta meningkatkan penggunaan teknologi dan informasi komunikasi dalam proses pedagogik," pungkasnya. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad