UNSADA Gelar FGD Panas Bumi Demi Mendukung Pengembangan Energi Terbarukan

Senin, 15 Januari 2024 – 09:48 WIB
Universitas Dharma Persada (UNSADA) menegaskan komitmennya untuk mendukung pengembangan energi terbarukan dengan menggelar Forum Group Discussion (FGD) khusus mengenai potensi panas bumi. Foto dok. UNSADA

jpnn.com - Untuk mendukung era transisi energi guna memenuhi target net zero emission, maka potensi panas bumi di Indonesia yang mencapai 40 persen dari dunia perlu mendapatkan porsi yang memadai, yakni dengan menghasilkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang bersifat berkelanjutan.

Menurut anggota DEN RI dan dosen Pascasarjana Energi Terbarukan Universitas Darma Persada As Natio Lasman, saat ini baru sekitar 10 persen  atau 2,4 GW potensi panas bumi yang dimanfaatkan untuk PLTP.

BACA JUGA: Kembangkan Potensi Panas Bumi, Pertamina Geothermal Energy Bangun PLTP Lumut Balai Unit 2

Oleh karena itu, perlu adanya dukungan dari berbagai pihak untuk mendukung percepatan pengembangan panas bumi di Indonesia.

Dalam upaya ini, ujarnya, seruan dukungan dari berbagai pihak menjadi krusial. Terutama, penting untuk menggandeng universitas dalam mendukung langkah-langkah menuju misi ini. 

BACA JUGA: 5 Sikap Pemda soal Formasi CPNS 2024 & PPPK, Honorer Tendik Ijazah SD-SMP Wajib Baca

"Saya rasa  kontribusi pendidikan, terutama melalui peran universitas, akan menjadi pilar utama yang baik untuk mewujudkan visi bersama menciptakan percepatan pengembangan panas bumi," tambah As Natio dalam keterangannya, Senin (15/1).

Sejalan dengan hal ini, Sekolah Pascasarjana Energi Terbarukan Universitas Dharma Persada (UNSADA) menegaskan komitmennya untuk mendukung pengembangan energi terbarukan dengan menggelar Forum Group Discussion (FGD) khusus mengenai potensi panas bumi. 

BACA JUGA: Detik-Detik Carok Maut Tewaskan 4 Orang di Bangkalan, Kakak Beradik Ini Jadi Tersangka

FGD ini akan dihadiri oleh berbagai sektor, seperti pemerintah, praktisi industri, asosiasi, akademisi maupun mahasiswa.

Kepala Program Studi Teknik Energi Terbarukan Sekolah Pascasarjana Universitas Darma Persada Aep Syaepul Uyun mengungkapkan bahwa FGD ini ditujukan untuk berkolaborasi dalam merancang solusi inovatif yang dapat meningkatkan pemanfaatan panas bumi sebagai sumber energi yang berkelanjutan.

Mereka percaya bahwa universitas memiliki peran kunci dalam memajukan teknologi berkelanjutan, dan energi panas bumi menjadi fokus utama kami saat ini. 

"Melalui FGD ini, kami ingin menciptakan platform kolaboratif untuk mendukung riset inovatif dan pengembangan proyek-proyek yang dapat memberikan kontribusi positif terhadap keberlanjutan lingkungan," ungkap Aep.

Selanjutnya, menurut As Natio kegiatan ini bersinergi menghadirkan berbagai pihak untuk duduk bersama berdiskusi mengenai tantangan dan keuntungdan dalam mengembangkan PLTP di Indonesia.

FGD ini akan dilaksanakan pada 20 Januari 2024 dengan menghadirkan pembicara di antaranya Direktur Panas Bumi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM Harris Yahya, anggota DEN RI dan dosen Universitas Dharma Persada As Natio Lasman, dan praktisi industri Direktur Utama PT Geo Dipa Energi Riki Firmandha Ibrahim.

Ketiganya akan membahas dari aspek pemerintah, akademis, dan praktisi dengan memberikan pandangan mengenai tantangan yang dihadapi dalam mengembangkan panas bumi di Indonesia. 

Aep menambahkan acara yang bertempat di Gedung Rektorat Universitas Dharma Persada itu diharapkan dapat menjadi forum yang produktif untuk mengidentifikasi potensi kolaborasi antara sektor pemerintah, industri, dan akademisi guna merumuskan langkah-langkah strategis dalam mengoptimalkan pemanfaatan panas bumi di Indonesia.

Selain itu, dengan menggabungkan perspektif dari berbagai pihak, FGD ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan untuk merangsang pertumbuhan sektor energi panas bumi di Indonesia.

"Itu sejalan dengan komitmen negara dalam mencapai target energi terbarukan dan net zero emission," pungkas Aep. (esy/jpnn.com)


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler