Kalangan birokrat di negara bagian New South Wales, Australia, mendorong pemerintah untuk mengambil langkah agresif mendatangkan imigran dalam jumlah besar.

Mereka mengatakan Australia harus menerima 2 juta migran dalam tempo lima tahun ke depan, atau rata-rata 400 ribu orang setahun.

BACA JUGA: BI Berbagi Kabar Gembira untuk Warga NTB, Ada Kaitannya dengan WSBK

Para birokrat menyebut jumlah ini dimaksudkan untuk menutupi hilangnya pertumbuhan populasi yang terjadi selama pandemi

Berikut ini penjelasan yang mendasari permintaan tersebut.

BACA JUGA: Situasi Memanas, Tetangga Indonesia Ini Siap Bela Taiwan Jika China Macam-Macam

Tiga 'P'

Para ekonom memiliki teori berbeda-beda dalam memahami sumber pertumbuhan ekonomi.

Namun salah satu aliran ekonomi yang dijadikan pegangan oleh pejabat perbendaharaan negara (Treasury) Australia menyebutkan pertumbuhan bersumber dari:

BACA JUGA: Mengatasi Kekurangan Pekerja, Murid yang Baru Lulus Didorong Memetik Buah Selama Jeda Tahun Ajaran

Populasi Partisipasi Produktivitas

Menurut teori ini, semakin besar populasi, dan semakin banyak orang yang berpartisipasi sebagai angkatan kerja, semakin banyak pula pekerja yang tersedia.

Semakin produktif mereka, semakin banyak yang dapat mereka hasilkan dari waktu ke waktu.

Ketiga faktor ini menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Jika kita dapat mengangkat tingkat tren pertumbuhan salah satu faktor ini, maka kita akan mengangkat potensi tingkat pertumbuhan ekonomi itu sendiri.

Namun, mungkin kita mulai bertanya-tanya bagaimana kita bisa bermain-main dengan "tiga P" itu untuk merekayasa pertumbuhan.

Misalnya, bagaimana jika kita menjaga populasi dan partisipasi tetap stabil, tetapi meningkatkan produktivitas?

Secara teoretis bisa terlihat menyenangkan, tapi coba kita lihat secara lebih serius. Bila tiga P menjadi dua

Para ekonom bertanya-tanya apakah Australia hampir mencapai batas pertumbuhan salah satu dari P, yaitu partisipasi.

Lihat grafik di bawah ini.

Sejak akhir 1970-an, proporsi semua orang usia kerja yang berpartisipasi dalam angkatan kerja meningkat dari 60 persen menjadi 66,3 persen.

Hal ini didorong oleh besarnya jumlah perempuan memasuki angkatan kerja, karena model pencari nafkah yang didominasi laki-laki dari ekonomi pasca-perang telah ditinggalkan.

Tapi seberapa tinggi tingkat partisipasi itu?

Dibutuhkan lebih dari 40 tahun untuk mencapai kenaikan 6 persen.

Apakah ini telah mendekati batas alaminya?

Jika demikian, konsekuensinya sangat signifikan.

Artinya, kita tidak akan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi jangka panjang hanya dengan menaikkan tingkat partisipasi. 

Jadi, mari kita beralih ke produktivitas. Bila dua 'P' menjadi satu

Produktivitas sangatlah penting.

Sulit untuk diukur, tapi para ekonom menyebut hal ini sebagai pendorong utama perbaikan standar hidup material kita.

Hal ini juga menjadi ukuran di mana barang dan jasa dapat diproduksi untuk setiap unit input (tenaga kerja, bahan baku, modal, dll).

Menurut Komisi Produktivitas, rata-rata pekerja Australia hari ini mampu menghasilkan produksi dalam satu jam dibandingkan waktu sehari yang dibutuhkan pekerja di tahun 1901.

Dikatakan bahwa peningkatan produktivitas ini memungkinkan pendapatan meningkat bahkan saat jam kerja berkurang dan rumah tangga Australia dapat menikmati lebih banyak waktu luang.

Namun, para pejabat mengatakan bahwa kinerja produktivitas belakangan ini memburuk.

Mereka mengatakan dalam satu dekade sebelum COVID-19, Australia mengalami pertumbuhan pendapatan dan output per orang paling lambat dalam enam puluh tahun.

Lihat grafik di bawah ini.

Mereka menyebut konsekuensi dari lambatnya pertumbuhan produktivitas dapat dilihat pada rumah tangga.

Pendapatan nasional bruto per orang tumbuh kuat antara 1999/2000 dan 2011/2012, tapi kemudian terus menurun hingga 2015/16 sebelum tumbuh lagi hingga 2018/19.

Jika tingkat pertumbuhan pra-2011/12 bertahan hingga 2019/20, maka pendapatan nasional bruto akan menjadi sekitar $11.500 per orang pada 2019/20.

"Artinya, pendapatan rata-rata akan menjadi sepersepuluh lebih tinggi daripada jika pertumbuhan yang lebih cepat ini bertahan," demikian penjelasan Komisi Produktivitas.

Lihat grafik di bawah ini.

Sebagaimana terlihat, terjadi suatu hal yang amat serius terkait dengan dengan pertumbuhan produktivitas.

Bila pengambil kebijakan mengetahui cara mengatasinya, tentu saja mereka telah melakukannya.

Jadi. faktor apa lagi yang bisa diharapkan untuk meraih pertumbuhan ekonomi yang kuat? 'P' terakhir

Menurut kerangka kerja teori 3P, maka P yang tersisa hanyalah Populasi.

Tapi karena kita tak dapat memaksa orang Australia untuk menambah jutaan anak lagi agar mendorong pertumbuhan populasi, maka pilihannya hanyalah imigrasi.

Itulah sebabnya para birokrat di New South Wales telah menyarankan agar Menteri Utama (Premier) Dominic Perrottet mendorong "dialog nasional tentang dimulainya kembali migrasi yang agresif."

Mereka menyebut mengatakan hal itu akan menjadi "alat utama pemulihan ekonomi dan pertumbuhan pascapandemi."

Begitulah argumen yang mendasari permintaan untuk membuka pintu Australia bagi dua juta pendatang dalam lima tahun ke depan.

Diproduksi oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC News.

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelang Natal dan Tahun Baru, Restoran di Melbourne Krisis Tenaga Kerja

Berita Terkait