jpnn.com, SURABAYA - Erfin Riyadi, bandar sabu-sabu yang ditembak mati oleh anggota Ditreskoba Polda Jatim, ternyata bekerja untuk beberapa bandar besar.
Semuanya kini masih mendekam di penjara.
BACA JUGA: Pelajar Terjaring di Kamar Hotel Bersama Bandar Sabu
Direktur Reserse Narkoba Polda Jatim Kombespol Gagas Nugroho mengatakan bahwa berdasar data dari telepon genggam milik Erfin, ada beberapa nomor yang sering menghubungi bapak satu anak itu.
Informasinya, mereka berada di Medaeng dan Porong.
BACA JUGA: Bandar Narkoba Ditembak Mati
"Saat kami selidiki, mereka ada di dalam lapas dan rutan," jelasnya.
Namun, Gagas menyatakan belum bisa menyebutkan siapa sebenarnya bandar besar yang mempekerjakan Erfin.
BACA JUGA: Jumlah Bandar Narkoba Mati Didor Naik 300 Persen
Selain banyak, polisi kesulitan akses ke dalam lapas dan rutan. Namun, mantan Kapolres Lamongan itu memastikan, jumlahnya lebih dari satu orang.
"Beberapa bandar sangat memercayainya, bahkan memperbolehkannya menyimpan sabu-sabu (SS) dalam jumlah besar," urainya.
Erfin, lanjut Gagas, paham betul bagaimana agar peredaran narkoba tersebut tidak segera terendus polisi.
Selama ini untuk berhubungan dengan bandar besar itu, Erfin meminta bantuan seseorang bernama Deddy.
Yang bersangkutan kini masih buron. Gagas membeberkan, fenomena bandar di dalam penjara itu tergolong timbul-tenggelam.
Beberapa di antara mereka adalah bandar besar yang tergolong baru. Mereka pindahan dari daerah Madura.
Selama ini Erfin juga tergolong bandar yang sangat loyal kepada bandar besar.
Dia sangat setia kepada bandarnya. Dia rela mati daripada harus mengorbankan atasannya.
Kepada petugas, dia memilih tutup mulut. Tidak mau berterus terang kepada siapa dia bekerja.
Termasuk saat mendekati ajalnya. Sebelum peluru polisi menembus jantungnya, dia berusaha melarikan diri dan melawan petugas.
Dia tampaknya sudah tahu bahwa hukumannya akan berat. Memang, jika melihat barang bukti dan pasal yang disangkakan, Erfin terancam hukuman mati.
"Dia khawatir kalau mengaku dan bandar tahu, keluarganya akan dihabisi juga," lanjut Gagas.
Ditembaknya Erfin tentu menambah panjang daftar bandar narkoba yang ditembak mati sebelum diadili.
Sebelumnya, Polda Jatim juga menembak mati seorang bandar bernama Junaedi Saputra pada 21 Agustus lalu.
Sama dengan Erfin, dia melawan saat dikeler untuk menemui bandar lainnya di daerah Bunder, Gresik.
Gagas menyatakan tidak akan segan-segan kepada para bandar. Apalagi yang melawan petugas. Dia menampik melakukan tindakan semena-mena.
"Kalau kami anggap membahayakan petugas, kami terpaksa mengambil tindakan tegas," jelasnya.
Mantan Kapolres Tanjung Perak itu menyatakan bahwa kejadian tersebut merupakan sinyal untuk para bandar lainnya.
Jangan sampai melakukan tindakan yang memaksa petugas bertindak tegas.
Gagas juga berharap di rutan atau lapas ada sistem pengacak sinyal.
Dengan demikian, para bandar tidak punya kesempatan untuk menggunakan telepon genggam. Dia pastikan tak ada ampun untuk para bandar.(aji/c6/git/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terseret Kasus Penipuan, Ustaz Yusuf Masyur Merasa Dikerjai
Redaktur & Reporter : Natalia