jpnn.com, SURABAYA - PSBB Surabaya jilid II masih berlaku di tengah Idul Fitri 1441 H, pada Minggu 24 Mei 2020 kemarin.
Namun, petugas di check point Bundaran Waru menemukan banyak masyarakat yang tak mematuhi peraturan dari pemerintah.
BACA JUGA: Pangarmada II Hadiri Rapat Evaluasi PSBB Surabaya Raya di Grahadi, Nih Hasilnya
Aris Subakti, petugas Satpol PP Provinsi Jatim yang ikut berjaga mengatakan, masih ada pengendara yang tidak menerapkan peraturan PSBB.
Sseperti tak menggunakan masker, sampai warga yang masuk ke Surabaya tanpa tujuan yang jelas.
BACA JUGA: PSBB Tidak Efektif, Keadaan Akan Seperti Ini Terus
“Pelanggaran-pelanggaran masih banyak terkait PSBB ini. Ada yang boncengan tapi tidak satu KK, terus yang tak pakai masker, ke Surabaya tidak ada tujuan yang jelas, dan tidak membawa KTP,” kata Aris, ketika ditemui di Posko PSBB di check point Bundaran Waru.
Aris selalu mengingatkan kepada pengendara roda dua maupun roda empat, untuk memperhatikan peraturan yang sudah ditetapkan.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Finalis Miss Universe Bunuh Diri, Sumbar Merah Lagi, Rizal Ramli Mengurut Dada
Apabila ada yang terlihat jelas melanggarnya, kendaraan tersebut diperintahkan untuk putar balik dan kembali ke wilayah Sidoarjo.
“Pintu kaca mobil dibuka, penumpang lebih dari 50 persen, tidak pakai masker, puter balik. Karena Surabaya saat ini zona merah. KTP sebelum ke pintu masuk, siapkan dulu, helmnya jangan lupa,” ucap Aris, melalui pengeras suara, kepada pengendara yang melintas.
Aris pun meminta agar warga Surabaya bisa lebih disiplin dalam menjalankan PSBB, terutama di check point Bundaran Waru. Hal tersebut guna meringankan beban petugas yang berjaga di lokasi.
“Kepada masyarakat, saya harap lebih menaati peraturan yang sudah dikelurkan oleh pemerintah, terkait covid-19,” jelasnya.
Selain itu, berhubung hari raya Idulfitri di tahun ini di tengah pandemi covid-19, Aris menyarankan masyarakat untuk di rumah saja serta mengganti silaturahmi via online.
“Saya imbau kepada masyarakat, untuk silaturahmi mohon ditiadakan, silahturahmi bisa melalui WA (Whatsapp) atau telpon atau ucapan yang lainnya. Tidak harus ketemu langsung,” imbau Aris kepada massa di Bundaran Waru.
Ketika ditanya perihal tidak ikut berlebaran dengan keluarga, Aris mengaku tak mempermasalahkan hal tersebut. Menurutnya, keluarga sudah memahami pekerjaannya.
“Anak saya ada tiga di rumah, yang satu SMA, ada SMP dan SD. Saya saat lebaran begini biasanya memang selalu jaga di posko mudik, atau ketupat. Insyaallah keluarga sudah memahaminya,” ujarnya, di sela waktu kerjanya. (ngopibareng/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia