jpnn.com, SURABAYA - Untung polisi segera mengamankan Asrof dan Muhammad Faisal. Sebab, jika terlambat, warga yang sudah memuncak emosinya bisa saja menghabisi mereka yang ketahuan saat menjambret.
Tapi, kepada penyidik, keduanya mbulet. Ditanya kenapa menjambret, Asrof mengaku baru saja menghilangkan ponsel adiknya dan takut dimarahi orang tuanya. "Jadi, terpaksa saya njambret HP," dalih pemuda 19 tahun itu, yang tentu saja tak dipercaya petugas.
"Sepertinya bukan baru sekali ini beraksi," kata Kapolsek Simokerto Kompol Masdawati Saragih. Asrof sendiri hanya terdiam saat ditanyai wartawan. Penganggur tersebut mengaku menyesali perbuatannya.
Kedua pelaku tertangkap berkat kesigapan warga dan kepolisian. Saat itu korban bernama Rino pulang dari sekolah. Bocah 12 tahun tersebut mengendarai sepeda pancal. Saat asyik naik sepeda, sesampai di Jalan Granting, terjadi sebuah insiden.
Ada tiga orang berboncengan motor yang memepetnya, yakni Asrof, Faisal, dan temannya berinisial P. Mereka langsung merampas HP korban. "Namun, korban berteriak secara spontan. Tersangka kaget," jelas Masdawati. Ketiga pelaku tak menyangka Rino tak takut dan melawan. Mereka panik.
Faisal dan P lalu pergi berboncengan motor. Mereka kabur dengan gesit. Otomatis, Asrof yang ketinggalan rombongan jadi sasaran amuk massa. Lelaki itu sempat dihajar warga.
Polisi terus mengejar Faisal dan P. Dibantu warga, mereka mencari persembunyian tersangka. Ada informasi, mereka lari ke kawasan permukiman. "Kami berhasil menemukan Faisal di kawasan kuburan Rangkah. Sedangkan P masih buron," ucapnya.
Masdawati menambahkan, petugas masih mengembangkan pengusutan kasus tersebut. Polisi meminta masyarakat melapor jika mengenali tersangka. "Usianya memang masih muda. Namun, kami menduga ada TKP lainnya," ungkap dia. (hen/c9/ano)
BACA JUGA: Haahaha..Penjambret Terjebak Tipuan Polisi
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Pemuda Nekat Ambil Ponsel di Permukiman Warga
Redaktur : Tim Redaksi