BACA JUGA: BNI Syariah Patok Laba Rp100 Miliar
Dengan begitu, sepanjang 7 bulan sisanya pertumbuhan kredit harus menyentuh Rp 1 triliunKredit yang telah dikucurkan itu untuk sejumlah segmen
BACA JUGA: Telkom Perbesar Jasa e-Payment
Di mana porsinya sebesar Rp 4 triliun atau 13 persen pada segmen konsumer, Rp 9,6 triliun atau 31 persen segmen bisnis atau ritel, Rp 8,9 triliun atau 30 persen segmen komersial, dan Rp 7,4 triliun atau 24 persen untuk segmen korporasiBACA JUGA: BJB Garap Kerja Sama Rp 500 Miliar
Memang, sebut Madi, UOB lebih banyak pada sektor manufaktur, trading (perdagangan), dan enam sektor unggulan, yakni agrikultur, properti, shipping (perkapalan), elektronik, kimia dan mining (pertambangan)Tapi, sektor manufaktur dan trading masih mendominasi”Porsi keduanya antara 40-40," imbuhnya.
Di satu sisi, Bank UOB tetap akan meningkatkan dana murah (current account and saving account/CASA)Itu dilakukan agar pertumbuhan kredit tetap berjalan sesuai regulasi Bank Indonesia (BI), dikisaran LDR 78-100 persenDi mana CASA dipatok 40 persen pada pengujung 2011 dari target dana pihak ketiga (DPK) dibanderol di level Rp 42-43 triliunPer Maret 2011, DPK sebesar Rp 32,5 triliun, di mana CASA ada di level 35,6 persen“Kuncinya menjaga LDR di kisaran 95 persen,” tandasnya
Di sisi lain, Bank UOB membidik tambahan giro Rp 700 miliar hingga Rp 1 triliun dari peluncurkan produk Giro UOBDimana Giro UOB menawarkan beberapa keuntungan kepada nasabah, khusus di segmen commercial bankingManajemen optimistis target itu dapat terwujud melihat kondisi transaksi perbankan menjadi menu wajib masyarakat
Peluncuran Giro UOB itu dilakukan guna meningkatkan komposisi dana murah (CASA), sebagai salah satu upaya mengurangi cost of fund (biaya dana) guna menekan bunga kreditProduk Giro UOB itu, member tiga keuntungandiantaranya hadiah langsung, gratis biaya transaksi tak terbatas dan suku bunga yang kompetitif(far)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BJB Garap Kerja Sama Rp 500 Miliar
Redaktur : Tim Redaksi