jpnn.com, JAKARTA - Sebagai salah satu universitas dengan predikat penelitian dan pengabdian masyarakat terbaik se-Jawa Timur, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur (UPNVJT) terus menunjukkan komitmennya untuk mengabdi dan memberikan kontribusi terhadap masyarakat dengan mengikuti program Matching Fund (MF) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Republik Indonesia untuk penciptaan kolaborasi dan sinergi strategis antara Insan Dikti (lembaga perguruan tinggi) dengan Mitra DUDI (Dunia Usaha / Dunia Industri).
Berdasarkan kebijakan Merdeka Belajar Episode 6 mengenai Transformasi Dana Pemerintah untuk Perguruan Tinggi, UPN Veteran Jawa Timur melaksanakan salah satunya skema Matching Fund (MF), yaitu program pendanaan untuk mendukung kolaborasi dengan mitra agar menjadi solusi bagi kebutuhan masyarakat. Bentuk MF dengan total dana 250 Miliar rupiah dilakukan melalui platform Kedaireka.
BACA JUGA: Ini Dia Tiga Nama Calon Rektor UPN Veteran
Dalam mengikuti program yang dilaksanakan selama bulan September - Desember 2021 ini, UPN Veteran Jawa Timur bekerjasama dengan Community Learning CenterBhakti Jaya Indonesia (CLC BJI) sebagai lembaga pendidikan Indonesia yang beroperasional di Taiwan untuk meningkatkan sumber daya manusia Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Taiwan melalui pelatihan literasi finansial, pelatihan ide bisnis, dan pelatihan bahasa Inggris yang terdiri dari 3 kelas dengan masing-masing 10 pertemuan.
Sebagai Koordinator Program MF PMI Taiwan, Praja Firdaus Nuryananda mengatakan bahwa program ini merupakan sebuah bentuk kontribusi riil dari kampus sebagai tonggak pelaksana pendidikan terhadap masyarakat.
BACA JUGA: 6 Tahun Berjuang, Dosen PPPK UPN Veteran Yogyakarta Akhirnya Teken Perjanjian Kerja
"Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk berkontribusi kepada masyarakat. Dengan diaspora Indonesia yang tersebar melalui jaringan Pekerja Migran Indonesia, orang-orang yang tinggal di luar negeri pun bisa berkontribusi terhadap negara. Tujuan utama adanya pelatihan literasi finansial adalah sebagai fondasi utama bagi PMI di Taiwan mengelola remitansinya secara efektif dan efisien. Tidak hanya pelatihan, program ini juga memberikan ruang bagi peserta untuk berkonsultasi dengan para mentor. Pada tahap ini, peserta yang mengalami kesulitan terkait penyusunan manajemen keuangan, ide bisnis, atau rencana bisnis memiliki kesempatan untuk berkonsultasi secara individu atau kelompok menggunakan forum group discussion," kata dia.
Selain itu, Bambang Nurfauzi selaku Ketua CLC Bhakti Jaya Indonesia di Taiwan menyatakan Program Matching Fund–Kedai Reka sangat perlu diapresiasi.
BACA JUGA: Kabar Terbaru Tentang Mahasiswi UPN Veteran Jakarta yang Meninggal 2 Bulan Lalu
"Baru pertama kali ini ada pelatihan gratis dengan durasi yang tidak sebentar bagi para PMI. Program ini juga merupakan program pemerintah bersubsidi pertama bagi PMI di Taiwan dan program pertama juga yang melibatkan Insan Dikti. Ini adalah perpaduan kerjasama yang baik antara Insan Dikti dengan Insan DUDI sehingga bisa saling bersinergi untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia khususnya PMI di Taiwan sebagai salah satu persiapan sebelum pulang ke Indonesia," jelas Bambang.
Pihaknya juga berharap bahwa program ini dapat dilakukan secara rutin dan berkelanjutan, untuk menyelesaikan permasalahan rendahnya angka para PMI yang selesai menempuh pendidikan.
“Sejak dikeluarkannya izin operasional CLC Bhakti Jaya Indonesia pada tahun 2018 sampai tahun 2021, dari 260.000 PMI yang ada di Taiwan, data kami menyatakan hanya 199 peserta didik dari kalangan PMI yang telah menyelesaikan jenjang pendidikan dasar. Oleh karena itu, kita harus mencari cara bagaimana PMI mau terlibat di kegiatan pendidikan. Program MF ini adalah salah satu cara yang strategis untuk mengajak PMI tetap terhubung dengan pendidikan. Kami berharap, setelah program ini selesai, PMI yang belum menuntaskan pendidikan akan melanjutkan minimal lulus SMA sebelum kembali ke tanah air, sehingga ilmu yang diterima dapat digunakan sebagai bekal terjun ke dunia usaha maupun dunia kerja," tutupnya.
Dengan adanya program ini, PMI mengaku senang mendapatkan ilmu baru.
Tidak hanya pelatihan Bahasa Inggris, melalui pelatihan Finansial dan Ide Bisnis, para PMI juga mengaku mendapatkan ilmu baru tentang bagaimana mengelola keuangan yang baik, mengelola bisnis yang baik, serta bagaimana mengembangkan bisnis yang ada.
“Program ini sangat membantu PMI dalam pengelolaan keuangan, terutama dalam berinvestasi. Banyak PMI yang belum tau cara berinvestasi dengan benar, biasanya gaji yang kami peroleh langsung dibelanjakan atau paling tidak ditabung tanpa adanya perputaran ataupun pembagian tabungan. Melalui kelas ini, saya mendapatkan ilmu baru yang membuat saya semakin semangat untuk terus mengelola keuangan dengan baik," tutur Supriyati, perwakilan PMI Taiwan yang mengikuti kegiatan ini mengatakan
Rektor UPN Veteran Jawa Timur, Prof. Akhmad Fauzimengatakan bahwa pengabdian kepada masyarakat adalah salah satu tugas penting civitas akademika, dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang dimiliki.
“Tahun ini UPN Veteran Jawa Timur dipercaya untuk melaksanakan 10 program Matching Fund. Ini adalah sebuah program yang dirancang untuk meningkatkan kemanfaatan dan relevansi sekaligus menyelaraskan pengembangan ilmu dan teknologi agar selaras dengan kebutuhan akan pengembangan pendidikan di masyarakat, tidak hanya kepada jajaran dosen, tetapi juga kepada mahasiswa untuk terus mengasah kepekaannya terhadap kondisi sosial yang ada dalam masyarakat," tutupnya.
Pihaknya turut berharap melalui program ini para PMI Taiwan dapat terus mengembangkan ilmu yang didapat hingga mengharumkan nama baik Indonesia di kancah internasional. (dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil