Urus Daerah Perbatasan tak Cukup Lewat Pendekatan Keamanan

Rabu, 18 Mei 2016 – 20:23 WIB
Foto ilustrasi dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (DPDTT) melakukan sejumlah langkah menghadapi ancaman diberlakukannya era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). 

Antara lain, memfokuskan anggaran untuk mengembangkan daerah perbatasan dan pulau terluar dengan target 80 dari 122 daerah tertinggal dapat dientaskan.

BACA JUGA: PAW Andi Taufan Tiro di DPR Tinggal Tunggu Waktu

Menurut Direktur Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu (PDTU) Kementerian DPDTT Suprayoga Hadi, untuk mewujudkan hal tersebut pihaknya memperoleh anggaran Rp 1,5 triliun pada 2015 lalu. 

"‎Sekitar Rp1,2 triliunnya kami gunakan untuk wilayah perbatasan dan pulau terluar. Ini masih kami anggap sebagai prioritas dan akan terus dilanjutkan hingga target mengentaskan 80 daerah tertinggal di akhir 2019 tercapai," kata Yoga pada seminar Nasional Meretas Ketertinggalan Daerah Kepulauan di Universitas Persada Indonesia YAI Jakarta, Rabu (18/5).

BACA JUGA: Ini Kata Anak Buah Megawati Soal Gelar Pahlawan untuk Pak Harto

Menurut Suprayoga, prioritas dilakukan karena keterlibatan Indonesia dalam MEA, menjadikan daerah perbatasan sebagai wilayah sentral yang harus dijaga dengan ketat.

Makanya, pengembangan daerah tidak hanya dilakukan melalui pendekatan keamanan dan kesejahteraan, namun juga mengedepankan aspek pertumbuhan. 

BACA JUGA: Benarkah Kunjungan KPK di Korsel Tak Ada Kaitan dengan Presiden?

Mengingat ‎dari sisi sarana pendidikan misalnya, rata-rata jarak yang harus ditempuh siswa menuju Sekolah Dasar (SD) mencapai 6,80 kilometer, dan 12,14 kilometer untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Tidak hanya itu, persentase daerah beraspal di daerah tertinggal kepulauan katanya, sebesar 12,28 persen. Begitu juga dengan elektrifikasi dan ketersediaan sarana informasi, yang masih jauh dari rasio elektrifikasi nasional.

"Rasio elektrifikasi di daerah terpencil kepulauan hanya sebesar 70,21 persen, jauh dari rasio elektrifikasi nasional yang mencapai 96,08 persen. Juga masih terdapat 60,85 persen yang tidak terjangkau sinyal seluler," ujar Suprayoga.(gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Telepon Novanto, Yusril: Golkar Dukung Saya dong


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler