jpnn.com, JAKARTA - Deputi Kelembagaan dan Tata Laksana Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) Rini Widyantini mengatakan, perubahan nomenklatur kementerian di Kabinet Indonesia Maju akan diberlakukan awal tahun depan. Saat ini, masih menggunakan nomenklatur lama karena berkaitan dengan tahun anggaran.
"Akan ada Prepres mengenai masa transisi dari fungsi-fungsi kementerian yang berubah. Ini berlaku sampai Desember 2019 mengikuti masa anggaran," kata Rini yang dihubungi, Jumat (25/10).
BACA JUGA: Nadiem Makarim Harus Perbaiki Nasib Guru Honorer, juga Sertifikasi
Meski begitu, fungsi-fungsi pemerintahan sudah mengikuti nomenklatur baru. Contoh fungsi pemerintahan di bidang pendidikan tinggi ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Di nomenklatur baru, fungsi pendidikan semua disatukan.
"Fungsi Dikti pindah ke Kemendikbud, Ristek dan Badan Riset Inovasi Nasional dijadikan satu. Ini semua biar fokus sesuai misi presiden," tegasnya.
BACA JUGA: Nadiem Makarim Ambil Buku Favoritnya, Bicara Pendidikan Karakter, Wouw!
Dia menambahkan, perubahan nomenklatur merupakan hak prerogatif presiden sesuai dengan visi misinya. Dengan perubahan fungsi pemerintahan, otomatis pegawainya pindah.
Sedangkan mengenai posisi para pejabat, menurut Rini, sebelum ada organisasi baru, jabatannya masih tetap sama. Sebab masih menggunakan APBN 2019.
BACA JUGA: Nadiem Makarim Jadi Mendikbud, Begini Penilaian Tompi
"Jangan sampai perubahan nomenklatur mengganggu pelayanan public, makanya posisinya masih sama sampai akhir Desember 2019. Tahun depan sudah ke nomenklatur baru," tandasnya.
Diketahui, Presiden Jokowi menunjuk Nadiem Makarim sebagai mendikbud, dengan nomenklatur yang juga mengelola Pendidikan Tinggi (Dikti).
Nomomenklatur “kemenristek dikti” sudah tidak ada lagi. Diganti kementerian riset dan teknologi. Fungsi dikti dikembalikan lagi ke kemendikbud.
Penggabungan nomenklatur dikti ke dalam Kemendikbud, membuat sektor pendidikan dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan tinggi akan terkonsentrasi menjadi satu. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad