Urusan Ranjang Hambat Pembahasan Anggaran di Kongres AS

Selasa, 12 Februari 2019 – 07:33 WIB
Anggota House of Representatives (DPR) angkatan ke-116 dillantik di gedung Kongres AS, Kamis (3/1). Foto: AFP

jpnn.com, WASHINGTON - Publik Amerika Serikat (AS) gelisah karena melihat perkembangan negosiasi anggaran pemerintah. Negosiasi sempat dikatakan memasuki tahap final, anggota kongres yang terlibat dalam komite negosiasi justru kembali berseteru. Padahal, anggaran darurat untuk berbagai instansi sudah hampir habis.

Soal permintaan dana USD 5,7 miliar (Rp 80 triliun) untuk pembangunan pagar di perbatasan selatan, kedua kubu tak punya masalah. Kubu Demokrat maupun Republik dikabarkan sudah menetapkan kisaran dana USD 1,3 miliar-2 miliar (Rp 18,2 triliun-Rp 28 triliun).

BACA JUGA: Bantuan AS Tiba, Warga Venezuela Olok-Olok Maduro

Namun, ada isu lain yang membuat mereka kembali cekcok. "Saya rasa kami sedang tersendat. Saya ragu apa kita bisa mencapai mufakat," ujar Ketua Alokasi Anggaran Senat AS Richard Shelby kepada Washington Post.

BACA JUGA: Ngambek, Trump Jegal Lawatan Kongres AS ke Luar Negeri

BACA JUGA: Pidato Tahunan, Trump Ajak Amerika Intoleran kepada Imigran

Isu tersebut berkaitan dengan tuntutan kubu Demokrat untuk membatasi jumlah orang yang ditangkap Imigrasi dan Bea Cukai (ICE). Demokrat minta ICE hanya menyediakan anggaran untuk 16.500 tempat tidur di tempat penahanan imigrasi.

Harapan mereka, dengan terbatasnya kuota penahanan, pemerintah bakal fokus menahan imigran yang memang punya rekam jejak kriminal.

BACA JUGA: Partai Republik Jegal Kebijakan Trump

"Trump seharusnya fokus untuk menangkap imigran yang mengancam keamanan nasional. Bukan pengungsi patuh hukum yang justru nanti menjadi fondasi negara," ujar anggota Dewan Perwakilan AS Lucille Roybal-Allard.

Presiden AS Donald Trump langsung meradang saat kabar itu menyebar. Menurut dia, Demokrat hanya menjadikan komite negosiasi sebagai panggung politik. (bil/c10/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 129 Pemuda India Masuk Jebakan Kampus Abal-Abal Amerika


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler