jpnn.com, JAKARTA - Badan Keamanan Nasional (Bakamla) RI merasa tidak mendapatkan tekanan asing, setelah mengamankan kapal super tanker berbendera Iran MT Horse dan berbendera Panama MT Freya.
Justru Bakamla RI merasa hubungan dengan asing tetap terjaga meskipun ada penangkapan dua kapal tersebut.
BACA JUGA: Heboh Soal Pasangan Gancet di Tengah Jalan, Kapolsek Turun Tangan
Hal itu seperti disampaikan Kepala Kantor Kamla Zona Maritim Barat Laksmana Peryama Bakamla Hadi Pranoto dalam keterangan resminya kepada awak media, Jumat (29/1).
"Kami enggak menerima tekanan, kami hubungan baik secara nasional maupun internasional dan untuk yang sifatnya keluar ada Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mewadahi dengan baik," kata Hadi, Jumat ini.
BACA JUGA: Bakamla Tegas, Kapal Tanker Berbendera Iran dan Panama Melanggar
Saat ini, tambahnya, fokus Bakamla berupaya merampungkan pemberkasan atas pelanggaran dua kapal super tanker itu.
Setelah berkas rampung, hasilnya akan diserahkan kepada penyidik.
BACA JUGA: DPR Dukung Ketegasan Bakamla Sikat Dua Kapal Asing di Pontianak
"Tugas Bakamla sebagai pemberkasan untuk beri kelengkapan data terkait penangkapan, agar dilengkapi oleh penyidik," ujar dia.
Mengacu temuan awal Bakamla, kata Hadi, dua kapal super tanker itu diduga melanggar ketentuan pelepasan jangkar di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI).
Kemudian dua kapal melakukan pengisian bahan bakar di tengah laut secara ilegal.
"Kemudian matikan sistem Automatic Identification System (AIS) untuk keberadaan kapal. Itu juga melanggarnya," beber dia.
Namun, Hadi belum bisa memastikan penyidik yang akan membawa kasus dua kapal super tanker itu ke ranah hukum.
"Pada dasarnya yang punya kewenangan menyidik di laut Indonesia, belum diputuskan," timpal dia. (ast/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan