jpnn.com - JAKARTA - Presiden RI Kelima Megawati Soekarnoputri kembali menyuarakan keresahannya dengan isu suku, agama, ras dan antara golongan (SARA) yang kembali mencuat akhir-akhir ini.
Menurutnya, praktik demokrasi di Indonesia kembali mengalami ujian karena masih ada yang belum bisa sepenuhnya menerima perbedaan. Megawati mengatakan hal itu saat menyampaikan kata sambutan usai menyaksikan pertunjukan Sri Eng Tay di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Sabtu (29/10).
BACA JUGA: Ayo, Besok Ikut Nusantara Mengaji Khataman Akbar di Bekasi
“Ada di antara kita sendiri yang sedang berupaya untuk tidak menerima seperti yang saya katakan bahwa kita warga Indonesia tidak membedakan masalah agama, ras, ataupun siapa dia. Sehingga dengan demikian, saya sebagai Presiden RI Kelima menginginkan demokrasi Indonesia berjalan dengan damai,” ujarnya.
Megawati hadir ditemani putrinya, Puan Maharani yang juga menteri koordinator pembangunan manusia dan kebudayaan (Menko PMK), serta Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto. Ketua umum PDI Perjuangan itu mulanya sempat kaget ketika menerima undangan untuk menonton pertunjukan Sri Eng Tay.
BACA JUGA: Ssstt...Korps Brimob Polri Kabarnya Siaga I
Namun, begitu melihat narasi dan temanya, Megawati pun bersemangat untuk menontonnya. Dalam pandangan putri Proklamator RI Bung Karno itu, kesenian bisa menjadi cara untuk mempersatukan perbedaan.
“Kita harus tahu, semua kita adalah satu. Saya sering katakan karena anak muda senangnya berbahasa asing, all for one and one for all, kita adalah satu warga negara Indonesia,” tegasnya.
BACA JUGA: Bunga Bangkai Mekar di Pekarangan Guru SD
Megawati meminta kepada semua pihak agar secara bersama-sama menggunakan cara-cara damai dalam berdemokrasi. Sekeras apapun perbedaan politiknya, kata Megawati, semua pihak tetap harus menghindari kekerasan.
“Mari bersatu apa pun yang terjadi. Mari lakukan secara damai di bumi Indonesia. Tolong pesan ini disampaikan ke mana-mana,” kata Megawati mengakhiri sambutannya.
Sri Eng Tay didukung oleh sejumlah seniman kondang. Antara lain Butet Kartaredjasa, Djaduk Ferianto, Cak Lontong, Akbar, Marwoto, Trio GAM (Gareng, Joned dan Wisben dari Yogyakarta), Hans Huang, Hengky Solaiman, Alena Wu, Febrianti Nadira, hingga Agus Noor.
Usai pementasan, Megawati dan Puan langsung dikerubuti para penonton yang ingin berfoto bersama. Hasto pun ikut sibuk mengatur penonton yang antusias untuk bisa berfoto ataupun sedikit berdialog dengan Mega dan Puan.
Sedangkan Butet menyampaikan apresiasinya atas kehadiran Megawati. Rencananya, Butet akan mengundang Megawati untuk menonton pertunjukan berikutnya pada 2-3 Desember nanti. “Dlam lakon Sabdo Pandito Rakyat,” ucap Butet.(rmo/ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Aneh, KPK Langsung Simpulkan Kajati DKI Bersih dari Suap Brantas Abipraya
Redaktur : Tim Redaksi