jpnn.com, PALEMBANG - Kasus pembunuhan sadis terhadap seorang istri pada 29 Juni lalu di Jl Gotong Royong, Lr Idaman, RT 74, RW 21, Kelurahan Lorok Pakjo, Ilir Barat I, Palembang, Sumsel, direkontruksi kemarin.
Polisi langsung menghadirkan tersangka, Febriansyah, 32, untuk memeragakan cara dia membunuh sang istri, almarhumah Eva, 28, secara sadis.
BACA JUGA: Sumsel Harus Waspadai Terorisme saat Asian Games
Ada 12 adegan yang diperagakan. Tersangka tampak lesu memerankan adegan demi adegan yang pernah dilakukannya di rumah tempat kejadian.
Sebelum membunuh istrinya, pada adegan pertama, tersangka menyuruh adiknya, Novita, untuk mengajak anaknya ke luar rumah.
BACA JUGA: Semua Rumah Dipinggir Rel Proyek LRT Palembang Harus Dikosongkan
Kemudian, saat korban hendak memasak sarapan pagi, Febriansyah datang ke dapur. Dia langsung menusuk leher sang istri dari belakang, dan berlanjut ke punggung, tangan, dan kepala.
“Pada adegan 7-9, tersangka menghabisi nyawa korban dengan 38 tusukan di sekujur tubuh,” ujar Kapolsek IB I, Kompol Handoko Sanjaya.
BACA JUGA: Pembunuh Ini Tak Sanggup Jadi Buronan, Akhirnya...
Setelah korban terjatuh bersimbah darah, tersangka langsung lari ke halaman belakang rumah untuk membuang pisau.
Katanya, reka ulang itu untuk melengkapi berkas perkara yang akan segera dilimpahkan ke pengadilan. Tersangka dikenakan UU KDRT No 23 Tahun 2004 dan pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana subsider pasal 338 KUHP tentang pembunuhan.
Ditegaskan Kapolsek, isu kerasukan yang dialami Febri hanya modus. Motif dari pembunuhan itu murni karena persoalan ekonomi keluarga.
"Untuk saat ini, kami berharap keluarganya sering membesuk karena dia butuh motivasi," saran Handoko.
Ada pemandangan mengharukan dalam rekonstruksi itu. Setelah memeragakan semua adegan pembunuhan, tersangka langsung bersujud di kaki ibunya, Murni dan memohon maaf atas kesalahan yang dia buat.
"Mana Adek Ega Bu?” kata Febri bertanya tentang anak bungsunya.
Murti menjelaskan kalau anak tersangka dirawat keluarga istrinya. Sambil menangis, tersangka terus bersujud di kaki ibunya.
Kemudian, datang kedua adiknya dan mereka berpelukan berempat sambil menangis bersama.
"Sudah aku maafkan. Kenapa kau seperti, Nak, setelah pulang dari dusun," ujar Murti, ibu Febri, penuh sesal.
Setelah cukup waktu diberikan petugas kepada tersangka, dia lalu dibawa kembali ke Mapolsek. Murti menjelaskan, sebelum kejadian pembunuhan itu, anaknya baru saja pulang dari kampung halaman sang istri. Di sana, tersangka memang sempat berobat.
Karena itu, dia tidak menyangka kalau tiba-tiba terjadi pembunuhan itu. Saat ini, kedua anak mereka dirawat keluarga istri tersangka. "Saya berharap hukumannya cepat selesai. Kasihan kedua anaknya kehilangan orang tua mereka," tuturnya.
Diungkap Murti, sampai sekarang, anak Febri yang nomor dua, sering menanyakan keberadaan ibunya. "Mana ibu ini, tidak pulang-pulang dari rumah sakit," ujar Murti menirukan ucapan sang cucu. (wly/ce3)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Soal Ambruknya Crane di Palembang, Tiga Pekerja LRT Diperiksa Polisi
Redaktur & Reporter : Budi