Soal Ambruknya Crane di Palembang, Tiga Pekerja LRT Diperiksa Polisi

Kamis, 03 Agustus 2017 – 03:15 WIB
ROBOH: Crane roboh yang menimpa dua rumah warga di Jakabaring, Selasa (1/8). Foto: Evan/Sumatera Ekspres/jpg

jpnn.com, PALEMBANG - Kapolresta Palembang, Kombes Pol Wahyu Bintono HB menegaskan pihaknya sudah melaksanakan olah TKP (Tempat Kejadian Perkara) dan menurunkan tim labfor (Laboratorium Forensik) Polda Sumsel terkait ambruknya crane proyek LRT Palembang, Sumsel.

"Kita sudah menginventarisir, memanggil saksi dan dilakukan pemekrisaan," jelasnya seraya menyebut sementara ada tiga saksi sedang menjalani pemeriksaan secara khusus di Pidsus dari sepuluh pekerja yang dipanggil.

BACA JUGA: Apes, Dua Penjambret Remuk Diamuk Massa

“Biarkan mereka diperiksa dulu,” ujarnya seperti dilansir Sumatera Ekspres (Jawa Pos Group) hari ini.

Untuk hasilnya sendiri, nanti masih menunggu hasil olah TKP dan labfor terkait penyebab pastinya. "Setelah memeriksa saksi baru bisa dianilisis," tambahnya.

BACA JUGA: Alex Noerdin Desak Korban Jatuhnya Crane Segera Mengungsi

Korban pun ada tujuh orang yang mengalami luka-luka dan dibawa kerumah sakit dan sudah kembali. "Sementara ini belum bisa menentukan penyebabnya," tambahnya seraya menyebut apakah diduga karena kelalaian atau kondisi jalan yang amblas.

Untuk kondisi crane sendiri, saat ini masih berproses. "Sementara ini masih ada tiga orang di lapangan dan nanti akan dicari lagi pelaksana terkait. Bisa jadi, saksi yang bakal dimintai keterangan akan bertambah.

BACA JUGA: Menhub Turunkan KNKT Investigasi Ambruknya Crane ke Rumah Warga

Di lapangan, Kasubdit Labfor Polda Sumsel, AKBP Kadafi yang melakukan olah TKP mengaku hasilnya baru akan keluar sekitar seminggu lagi. "Hasil sementara belum disimpulkan, kita masih bekerja olah TKP," tuturnya.

Kalau ada Barang Bukti akan diambil dan dibawa ke labfor baru bisa disimpulkan. Dari hasil pegukuran sementara, pihaknya mendapati panjang lengan cran sepanjang 25 meter dan kapasistas 80 ton dan yang satunya 70 ton.

Sedangkan untuk panjang beban yang menimpa rumah warga masih belum dipastikan. "Kita masih akan menyelidiki tingkat kerusakan," tandasnya seraya menyebut pihaknya ada lima orang yang turun ke TKP.

Setelah diambil data, lanjut mengukur jarak tempuh beban yang diangkut. "Hasilnya akan keluar satu minggu," tegasnya.

Masih kata Wahyu, adapun kronologis yang berhasil dihimpun sekitar pukul 02.30 WIB dua operator (driver) Suhandri dan Bachtiar masing-masing membawa kendaraan crane crauler yang sedang mengangkat gerder (steel bok) tempat rel LRT ingin memasang steel bok dari bawah ke atas.

Ketika steel bok sudah di atas, crane kendaraan dengan berat 70 ton yang di bawa Andri, landasan aspalnya hancur dan amblas sehingga menyebabkan aspal disekitar crane (70 ton) ikut retak.

Maka yang terjadi crane terjungkal ke depan dan diikuti boom crane (80 ton) yang di bawa oleh Bachtiar ikut terjatuh, kemudian steel bok tersebut terjatuh di atas 2 rumah warga, mengakibatkan rusak dua rumah warga milik keluarga H Syaifuyl.

Setelah steel bok terjatuh, operator Andi dan Bachtiar membantu warga di dalam rumah H Syaiful untuk di keluarkan dari dalam rumah, kemudian seluruh pekerja rental alat berat pergi ke Polresta palembang.

Sementara itu, saat menjalani pemeriksaan masing-masing pekerja LRT ini belum bisa memberikan keterangan dan dari sepuluh pekerja yang dipanggil ada tiga pekerja yang diperiksa secara intensif. (chy)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kronologis Ambruknya Crane, Keluarga Korban Menantang Polisi Berkelahi


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler