jpnn.com, JAKARTA - Pekan ini, seluruh murid-murid SD dan SMP/MTs akan menjalani Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) dan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).
Ujian SD dan sederajat akan berlangsung mulai hari ini, 22-24 April, sementara ujian SMP dan sederajat pada 22-25 April.
BACA JUGA: Bupati Landak: Pertama Kali, Seluruh SMP di Landak Siap Laksanakan UNBK
Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia ((IGI) Muhammad Ramli Rahim mengatakan, saat ini baru tujuh provinsi yang mampu menyelenggarakan 100 persen UNBK SMP.
Tujuh provinsi yang sudah 100 persen menggelar UNBK yaitu DKI Jakarta, DI Jogjakarta, Jawa Timur, Aceh, Bangka Belitung, Gorontalo, dan Kalimantan Selatan.
BACA JUGA: Soal UN SMA Diduga Bocor, Ini Tanggapan BSNP
"Kesuksesan 100 persen UNBK ini perlu diapreseasi tetapi tentu saja mereka yang belum mampu 100 persen juga sudah berupaya keras melakukannya. Kendala geografis menjadi salah satu masalah yang belum mampu dituntaskan tetapi kita tetap berharap tahun depan atau dua tahun depan jika UNBK masih dilaksanakan bisa mencapai 100 persen UNBK," tutur Ramli dalam pesan tertulisnya, Senin (22/4).
Dia memaparkan, UNBK saat ini tak lagi menentukan kelulusan. Tidak pula menentukan sekolah sasaran untuk melanjutkan pendidikan maka itu para guru harus mengarahkan siswa agar tak berpikir atau berniat sedikit pun untuk curang. Kecurangan bukan hanya berdampak jelek pada diri pribadi tapi juga buat daerahnya dan generasi selanjutnya.
BACA JUGA: Murid yang Ikut UNBK Ada 19, Laptop Hanya Ada Tiga
"Jika betul pemerintah menjadikan UNBK sebagai data dasar melakukan intervensi bantuan atau program maka ketidakjujuran akan berdampak pada salah sasarannya intervensi atau bantuan tersebut. Maka itu siswa diharapkan untuk jujur menampilkan sosok dirinya yang sesungguhnya dalam UNBK," bebernya.
Namun, jika pemerintah pusat tidak menjadikan UNBK sebagai data dasar pengambilan kebijakan, maka sebaiknya UNBK dihapuskan saja karena anggarannya bisa digunakan untuk menghapuskan sistem honorer yang mendzolimi guru.
"Bagi kawan-kawan guru, tolong jangan lagi membantu siswa. Biarkan siswa kita dapat nilai nol sebagai gambaran kemampuannya daripada merusak integritas mereka dengan cara membantunya," ujarnya.
Tiga tahun para guru mencerdaskan siswa. Membuat mereka pintar tapi semua itu tak berguna sama sekali jika integritasnya dihancurkan di ujung waktu. Ibarat orang beriman dan bertakwa tetapi diakhir hidupnya dalam kemaksiatan.
"Membantu siswa saat ujian, bukan hanya mengelabui pengambil kebijakan tetapi juga menghancurkan integritas anak didik. Tak ada gunakan kecerdasan tinggi, kepintaran luar biasa jika integritasnya hancur," tegasnya.
Disiplin pengawas ujian menjadi keniscayaan karena integritas pengawas ada pada kemampuannya bertindak tegas dan tidak membiarkan sesuatu yang terjadi bisa menghancurkan reputasinya
Bagi pemerintah, lanjutnya, demi menjaga integritas, pemerintah harus tegas dan memberi sanksi berat bagi pelanggar UNBK. Bagi siswa, tunda kelulusannnya setahun kedepan, bagi pengawas, tunda kenaikan pangkatnya hingga 5 tahun kedepan jika bermain-main dengan integritas saat UNBK. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mendikbud: Alhamdulillah, SMA di Sulsel 100 Persen UNBK
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad