USD Gelar LLTC ke-10, Perubahan Paradigma Pembelajaran Bahasa Inggris

Kamis, 09 November 2023 – 22:41 WIB
USD Gelar LLTC ke-10, Perubahan Paradigma Pembelajaran Bahasa Inggris. Foto: Universitas Sanata Dharma

jpnn.com, JAKARTA - Universitas Sanata Dharma (USD) program studi S1 Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) berkolaborasi dengan Prodi Magister Pendidikan Bahasa Inggris (MPBI) dan Magister Kajian Bahasa Inggris (KBI) menyelenggarakan event tahunan Language and Language Teaching Conference (LLTC).

LLTC ke-10 ini mengangkat tema Paradigm Shift in English Learning: Exploring Hope and Healing for Students. 

BACA JUGA: Hyper Class, Format Kelas Masa Depan untuk Belajar Bahasa Inggris Selama 24 Jam

Ketua Panitia LLTC 2023 Thomas Wahyu Prabowo Mukti menyampaikan setiap tema yang diangkat oleh LLTC memiliki kaitan dengan bidang pendidikan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman dan isu pendidikan. 

"Melalui tema ini, kami berharap bisa menggali ilmu dan berdiskusi tentang perubahan paradigma pembelajaran sehingga bisa membantu siswa mengembangkan diri dengan lebih baik, terutama melalui pendidikan bahasa Inggris," ungkap Thomas Wahyu dalam LLTC ke-10 yang digelar secara hybrid, Kamis (9/11).

BACA JUGA: WSE jadi Komunitas Gaya Hidup Berbasis Bahasa Inggris

Thomas juga mengungkapkan bahwa setelah pandemi Covid-19, sifat dan sikap siswa juga berubah. Mayoritas siswa saat ini cenderung lebih ekspresif dan terbuka terhadap diskusi tentang banyak hal, seperti kesehatan mental. 

Oleh karena itu, para pengajar pada masa ini mencoba untuk mendidik siswa dengan berfokus pada pengembangan karakter, seperti interpersonal skill siswa.

BACA JUGA: EF Kids & Teens Beri Pelatihan Program Bahasa Inggris kepada Para Guru

Senada itu, Rektor USD Rm. Albertus Bagus Laksana SJ  mengungkapkan generasi muda saat ini telah berusaha secara maksimal untuk beradaptasi selama masa transisi dari pandemi Covid-19. Masa transisi ini memengaruhi sifat dan pemikiran mereka terhadap kehidupan. 

Romo mengungkapkan mereka perlu dibantu untuk memperdalam pengetahuan yang dapat bermanfaat bagi kehidupan mereka selanjutnya.

"Sebagai pendidik, kita bisa membimbing dalam pembentukan karakter dan ilmu yang berguna bagi kehidupan mereka di masa depan. Karenanya, diperlukan pendidik yang terbuka, visioner, dan bisa menyesuaikan dengan konteks sebagai siswa demi pengembangan kesejahteraan pribadi siswa," papar Romo Bagus.

Konferensi internasional yang dikelola Prodi PBI, MPBI, dan KBI ini menghadirkan lima narasumber yang terbagi dalam lima sesi.

Hari pertama, terdapat tiga sesi dengan narasumber Assoc. Prof. Loh Chin Ee (National Institute of Education Singapore) yang dimoderatori oleh Y. Veniranda, M.Hum., Ph.D., FX Ouda Teda Ena, M.Pd., Ed.D. (Universitas Sanata Dharma) yang dimoderatori oleh FX. Mukarto, Ph.D., dan Dr. Sudha Mishra (XIM University India) yang dimoderatori oleh C. Tutyandari, Ph.D.. 

Pada hari kedua, terdapat dua sesi yang menghadirkan Dr. Willy A. Renandya (National Institute of Education Singapore) yang dimoderatori oleh Markus Budiraharjo, M.Ed. Ed.D. dan Dr. Nicholas Bremner (University of Exeter, UK) yang dimoderatori oleh Agustinus Hardi Prasetyo, Ph.D..

Setiap narasumber yang mengisi menyampaikan pandangan dan pemahaman terkait perubahan paradigma pembelajaran, terutama pembelajaran Bahasa Inggris, pendidikan inklusif, pendidikan yang berpusat kepada siswa.

Kemudian, pengembangan kurikulum oleh pendidik dan materi pembelajaran bagi siswa. EAP dan ESP, pendidikan multikultural, pengajaran diferensiasi, teknologi pendidikan, serta sastra dan pendidikan yang berkaitan dengan bahasa, pengajaran bahasa, dan kesehatan mental siswa.

Selain keempat narasumber yang menjadi pembicara utama, dalam LLTC juga terdapat 88 makalah yang dipresentasikan oleh 162 orang penyaji.

Para penyaji makalah ini berasal dari internal USD maupun dari insitusi lainnya, yaitu para akademisi dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia, perwakilan sekolah negeri dan swasta di Indonesia, serta dari institusi luar negeri, seperti Singapura, India, Mongolia, Filipina, dan Bangladesh. (esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler